Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diminta Beri Tekanan ke Filipina untuk Izinkan Operasi Militer

Kompas.com - 12/07/2016, 17:10 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR, Charles Honoris mendukung penuh pelibatan TNI dalam pembebasan warga negara Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata dia, kelompok Abu Sayyaf dikategorikan sebagai teroris. Tak berbeda dengan Al-Qaeda atau ISIS.

"TNI kita punya pengalaman yang cukup baik melakukan pembebasan sandera. Track record-nya baik," ujar Charles di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2016).

Namun, hingga saat ini belum ada hitam di atas putih antara pemerintah Filipina dan Indonesia terkait operasi militer pembebasan sandera. Format pelibatan TNI juga masih dibahas.

(baca: Cerita Mantan Negosiator Ketika Berhadapan Kelompok Abu Sayyaf)

Charles menuturkan, meski pelibatan TNI saat ini hanya mengamati, ia meyakini ke depannya TNI diizinkan mendapatkan kesempatan yang lebih besar.

Terlebih jika pemerintah Filipina pada akhirnya tak mampu menangani masalah itu sendiri.

Filipina, kata dia, juga harus memahami bahwa pemerintah Indonesia memiliki kepedulian yang tinggi terkait hal ini. Sebab, banyak WNI telah menjadi korban penculikan di Filipina.

"Oleh karena itu, kita harus memberikan tekanan yang lebih besar kepada Filipina untuk mengizinkan keterlibatan komunitas regional atau internasional untuk segera memberantas Abu Sayyaf," kata Politisi PDI Perjuangan itu.

(baca: Pemerintah RI Masih Mengesampingkan Operasi Militer Bebaskan Sandera di Filipina)

Ia menambahkan, pengamanan laut juga belum maksimal. Pasalnya, selain bertugas mengamankan wilayah perbatasan dan perbatasan laut, TNI AL juga melakukan penegakkan hukum di laut.

Charles berharap agar Badan Keamanan Laut (Bakamla) sebagai institusi coast guard dan Polisi Laut ke depannya dapat berfungsi sebagainya mestinya.

"Pada saatnya nanti ketika Bakamla sudah kuat, polisi air sudah kuat, mungkin TNI tugasnya bukan menangkap illegal fishing, tapi fokus untuk pengamanan di wilayah perbatasan, mengamankan perbatasan laut, dan sebagainya," ucap dia.

Tiga WNI disandera kelompok Abu Sayyaf ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia. Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.

(baca: WNI Kembali Disandera, Kewibawaan Indonesia Dipertanyakan)

Halaman:


Terkini Lainnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com