Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bareskrim Serahkan 10 dari 48 Nama Anak yang Terpapar Vaksin Palsu ke Kemenkes

Kompas.com - 11/07/2016, 15:20 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Tindak Pidana Ekononi Khusus Bareskrim Polri Komisaris Besar Agung Setya mengatakan, sebanyak 10 dari 48 nama anak yang diduga terpapar vaksin palsu telah diserahkan ke satuan tugas, khususnya Kementerian Kesehatan guna ditindaklanjuti.

Nama-nama anak yang diduga disuntik vaksin palsu diketahui setelah penyidik Bareskrim Polri menangkap bidan berinisial ME di Ciracas, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

(Baca: Terkait Pencucian Uang, Sejumlah Rekening Tersangka Kasus Vaksin Palsu Diblokir)

"Yang sudah kami serahkan 10. Nanti kami koordinasikan di tingkat satgas," ujar Agyng saat ditemui di kantornya, Senin (11/7/2016).

Sisanya, kata dia, akan dikoordinasikan lebih lanjut dalam pertemuan satgas sore ini di Kementerian Kesehatan. Nantinya, anak-anak yang namanya tercantum dalam daftar itu akan divaksin ulang secara gratis oleh puskesmas. Ini sesuai arahan Kementerian Kesehatan.

Agung mengatakan, Bareskrim Polri tidak memberikan nama-nama tersebut langsung ke Dinas Kesehatan atau puskesmas. "Dari Kemenkes yang akan distribusikan informasinya. Itu jadi ranahnya teman-temen (dari Kementerian) Kesehatan," kata Agung.

Sejauh ini, belum ada penambahan jumlah anak yang diketahui terpapar vaksin palsu. Penyidik, kata Agung, masih menelusuri lebih jauh informasi terkait anak-anak yang diduga menerima vaksin tersebut dari lokasi lain.

(Baca: Sebanyak 48 dari 294 Anak yang Ditangani Oknum Bidan Terpapar Vaksin Palsu)

Berdasarkan pengakuan bidan ME yang berpraktik di Ciracas, sebanyak 48 dari 294 anak yang ia tangani telah terpapar vaksin palsu. Agung menduga ME baru menggunakan vaksin palsu tahun ini.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menjamin pemberian vaksin ulang secara gratis bagi anak-anak yang diberikan vaksin palsu. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan, saat ini pihaknya masih memetakan wilayah penyebaran vaksin palsu dan balita yang diberikan vaksin palsu.

Terungkapnya kasus ini berawal dari fakta lapangan banyaknya anak yang kondisi kesehatannya terganggu usai diberi vaksin. Selain itu, ada pula laporan pengiriman vaksin balita di beberapa puskesmas yang mencurigakan.

(Baca: Ada 12 Rumah Sakit Pelanggan Vaksin Palsu Tersebar di Jawa dan Sumatera)

Bareskrim Polri pun menangkap produsen vaksin yang tidak memiliki izin. Pada seluruh penggeledahan, penyidik mengamankan barang bukti berupa 195 sachet hepatitis B, 221 botol vaksin polio, 55 vaksin anti-snake dan sejumlah dokumen penjualan vaksin.

Kompas TV Vaksin Palsu Ancaman Generasi - AIMAN eps 74 bagian 5
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com