Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mabes TNI AD Bantah Helikopter Jatuh saat Patroli Jelang Kunjungan Presiden

Kompas.com - 08/07/2016, 23:29 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Sabrar Fadhilah menampik pemberitaan yang menyebut helikopter milik TNI AD yang jatuh di Sleman pada Jumat (7/8/2016) terbang dalam rangka Kontinjensi Darurat (konjerat) RI-1 di Yogyakarta.

Sabrar menjelaskan helikopter berjenis Bell 205 A-1 dengan nomor registrasi HA-5073 itu sedang diperbantukankan (BKO atau Bawah Kendali Operasi) dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) ke Kodam IV Diponegoro.

(Baca: Diselidiki Warga Sipil yang Menumpang Helikopter TNI AD)

"Heli tersebut take off dari Lanud Adi Sumarmo Solo menuju Lanud Adi Sucipto Yogyakarta dalam rangka persiapan kegiatan BKO Kodam IV Diponegoro. Jadi bukan dalam rangka Konjerat RI-1," ujar Sabrar saat memberikan keterangan di Media Center Dinas Penerangan TNI AD, Jakarta Pusat, Jumat (7/8/2016).

Sebelumnya, Komandan Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Marsekal Pertama Imran Baidirus mengatakan, helikopter HA-5073 milik TNI AD yang jatuh di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (8/7/2016) sekitar pukul 15.00 WIB, sedang terbang dalam rangka patroli keamanan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo.

"Direncanakan Presiden Joko Widodo akan berkunjung di Dusun Ledoksari, Bokoharjo, Prambanan pada Sabtu (besok), yang lokasinya tidak jauh dari jatuhnya helikopter," kata Imran Baidirus di lokasi kejadian, Jumat.

(Baca: Helikopter Jatuh Saat Patroli Jelang Kunjungan Presiden)

Helikopter jenis Bell 205 A-1 milik TNI AD dengan nomor reg HA-5073 jatuh di Dusun Kowang Desa Tamanmartani Kec Kalasan Kab Sleman Prov DIY sekitar pukul 15.16 WIB pada Jumat (8/7/2016).

Helikopter tersebut menimpa dua rumah warga yang diketahui milik Heru Purwanto (58) dan Parno (45) warga desa Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Sleman.

Menurut penuturan Sabrar, Helikopter tersebut diketahui lepas landas pada pukul 15.06 WIB dari Lanud Adi Soemarmo Solo menuju Lanud Adisutjipto Yogyakarta.

Kemudian pada pukul 15.14 WIB menara pengawas kehilangan kontak dengan heli milik TNI AD tersebut. Pada pukul 15.16 WIB, helikopter yang mengakut lima kru dan seorang penumpang sipil ini dinyatakan hilang.

Hingga saat ini pihak TNI AD belum mengetahui penyebab pasti jatuhnya helikopter tersebut. Namun Sabrar menuturkan bahwa TNI AD telah membentuk tim investigasi untuk melakukan penyelidikan. TNI pun telah melakukan evakuasi terhadap korban dan melokalisasi tempat kejadian dalam rangka pemeriksaan dan investigasi.

Lima kru helikopter itu adalah Kapten Cpn Titus Benediktus Sinaga (Pnb I), Letda Cpn Angga Juang (Pnb II), Serka Rohmad (TI), Serda Yogi Riski Sirait (AV) dan Kopda Sukoco (MEK). Sementara seorang sipil yang menumpang helikopter tersebut Fransisca Nila Agustin.

Tiga orang meninggal. Mereka adalah Letda Cpn Angga Juang, Serda Yogi Riski Sirait dan Fransisca Nila Agustin.

Kompas TV Penghuni Rumah Luka-luka akibat Heli Jatuh

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com