"Pastinya kami dapat early warning itu, karena kami kan terus menjalin komunikasi dengan interpol, tapi memang early warning tersebut tidak spesifik waktu dan tempatnya, mereka hanya memperingatkan adanya eskalasi aktivitas kelompok-kelompok teroris," ujar Agus.
Teror bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polresta Surakarta, Selasa pukul 07.30 WIB, berawal ketika pelaku yang menggunakan sepeda motor berpelat nomor AD 6136 HM masuk ke halaman Mapolresta.
Anggota polisi kemudian mencegatnya dan menanyakan apa keperluan pelaku. Namun, sebelum sempat menjawab, pelaku melarikan diri sehingga dikejar.
Pelaku kemudian meledakkan diri di dekat kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Mapolresta Surakarta. Pelaku pun tewas seketika.
(baca: Masih Jadi Target Teroris, Polri Perketat Pengamanan di Kantor Kepolisian)
Sementara itu, seorang anggota polisi bernama Brigadir Bambang Adi yang berjaga di SPKT mengalami luka ringan di bagian mata sebelah kiri dan badan bagian kanan akibat luka bakar.
Setelah kejadian, Polisi menduga pelaku bom bunuh diri adalah Nur Rohman, tetapi perlu dilakukan tes deoxyribonucleic acid (DNA) untuk memastikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.