Kovach dan Rosenstiel telah menguraikan sejumlah elemen jurnalisme. Salah satu elemen penting di dalam jurnalisme adalah loyalitas terhadap warga.
Dalam hal ini, para penyandang disabilitas adalah warga. Mereka bukan warga biasa, mereka adalah warga yang hidup dalam keterbatasan.
Yang lebih menyayat hati adalah kondisi terbatas yang membelenggu itu kadang tidak pernah mereka inginkan. Artinya, beberapa dari mereka hidup dalam keterbatasan sejak lahir, tanpa mereka bayangkan sebelumnya.
Kondisi ini menjadi lebih rumit ketika tabiat diskriminatif masih menjalar lebat di lingkungan kita. Hal ini selaras dengan pernyataan International Labour Organization (ILO) bahwa para penyandang disabilitas sangat berpotensi mengalami diskriminasi, terutama di dunia pendidikan dan pekerjaan.
Cerita tentang hak penyandang disabilitas atas pendidikan dan pekerjaan adalah bahan berita. Mencoba melaporkan, menguak praktik diskriminasi, dan berusaha memperbaikinya adalah tindakan yang mulia bagi seorang wartawan.
Wartawan adalah peniup peluit jika terjadi diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas.
Seperti yang disarankan oleh ILO dalam “Reporting on Disability: Guidelines For Media”, wartawan bisa melaporkan kondisi di lapangan dan mengaitkannya dengan produk hukum yang berkaitan dengan penyandang disabilitas.
Indonesia saat ini sudah memiliki UU Penyandang Disabilitas. Ini bisa menjadi bekal bagi wartawan untuk mempertanyakan beberapa hal, misalnya apakah hukum dan kebijakan ini “ramah” terhadap penyandang disabilitas?
Kemudian, wartawan bisa melacak penegakan hukum tersebut? Lalu, pers juga perlu untuk memastikan apakah semua pihak sudah mematuhi atau siap melaksanakan aturan yang ada di dalam undang-undang tersebut?
Ada kalanya, jurnalisme seperti “tak terjangkau” oleh para penyandang disabilitas. Mungkin panggung politik dan drama korupsi yang gaduh telah memekakkan telinga mereka yang berada di ruang redaksi.
Kini, saatnya jurnalisme untuk menepi sejenak, istirahat untuk tidak menyuarakan yang sudah bersuara lantang. Kini saatnya jurnalisme menyuarakan yang tak bersuara. Yang bernyanyi lirih dalam derita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.