JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahun, polisi mengimbau masyarakat agar tak menggunakan sepeda motor saat mudik lebaran. Sayangnya, imbauan tersebut seperti tak dihiraukan.
Angka pemudik yang menggunakan sepeda motor masih tinggi. Bahkan cenderung meningkat. Padahal, mudik dengan menggunakan sepeda motor disebut berisiko tinggi mengalami kecelakaan lalu lintas.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Ellena Tangkudung melihat, setidaknya ada tiga alasan masyarakat masih gemar pulang kampung dengan sepeda motor.
"Pertama, biasanya pemudik memikirkan kalau motor ditinggal, nanti siapa yang jaga?" ujar Ellena dalam diskusi "Mudik Aman 2016" di Jakarta, Selasa (28/7/2016).
Ellena mengatakan, semestinya pemerintah daerah memfasilitasi penitipan motor bagi pemudik supaya aman ditinggalkan. Dengan demikian, pemudik tak perlu khawatir kehilangan asetnya tersebut.
(Baca: Hadapi Arus Mudik Lebaran, Pertamina Siagakan SPBU 24 Jam di Kalimantan)
Alasan kedua, sebut Ellena, terbatasnya jumlah kendaraan umum di daerah. Hal tersebut menghambat mobilitas pemudik untuk mengunjungi rumah kerabat di sana.
"Sampai sana (kampung halaman) tidak ada kendaraan umum yang mengantar mereka. Maka mereka harus sewa mobil dulu yang biayanya lebih besar," kata Ellena.
Ketiga, membawa kendaraan bermotor dianggap menunjukkan status sosial orang tersebut. Ellena mengatakan, beberapa orang ingin membuktikan kesuksesannya selama bekerja di Jakarta dengan menunjukkan kendaraannya.
Di sisi lain, kendaraan umum masih dianggap tidak efisien untuk bernudik. Misalnya, untuk mudik menggunakan kereta, tiketnya harus dipesan jauh-jauh hari sebelum mudik karena cepat ludes.
(Baca: Ini Pengaturan Arus Mudik Jalur Utara Jabar)
"Kalau naik travel berdesakan. Sangat tidak aman," kata dia.
Kepala Bidang Manajemen Operasional dan Rekayasa Lalu Lintas Korlantas Polri Kombes Pol Darto Juhartono memprediksi jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor meningkat hingga 5 juta unit.
Ia menganggap masyarakat selama ini merasa aman lantaran polisi selalu melakukan pendampingan terhadap para pemudik dengan sepeda motor. "Maka, dari aspek manusianya, kami coba lakukan upaya rekayasa. Kami siapkan lokasi cek poin dan tempat untuk beristirahat juga," kata Darto.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.