Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Aliran Dana "Teman Ahok" Dibongkar, Fadli Zon Sindir KPK Bukan "Abdi Ahok"

Kompas.com - 20/06/2016, 13:25 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fadli Zon menginginkan agar informasi terkait dugaan aliran dana ke "Teman Ahok" dibuka ke publik sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.

Terlebih lagi, Teman Ahok merupakan bagian dari kampanye politik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Karena itu, tetap saja jadi gratifikasi, apalagi kalau ada isu barter. Maka, ini harus diklarifikasi dan diteliti dengan sebaik-baiknya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/6/2016).

Dalam mengusut dugaan aliran dana tersebut, Fadli pun meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja secara independen, imparsial, dan tidak tebang pilih dalam menangani kasus.

"Ini (KPK) kan bukan abdi dalam Istana, apalagi abdi dalam Ahok," kata politisi Partai Gerindra itu.

(Baca: Setelah Tuduh Teman Ahok, Junimart Minta Jangan Ada yang Kebakaran Jenggot)

"Masa KPK mengungkap kasus Saipul Jamil, sementara kasus yang di depan mata seperti Sumber Waras, ada kesan dilindungi," kata dia.

Sebelumnya, Junimart menyebut, ada aliran dana sebesar Rp 30 miliar yang mengalir ke Teman Ahok dari perusahaan pengembang reklamasi di Pantai Utara, Jakarta. Pernyataan tersebut disampaikan Junimart dalam rapat kerja Komisi III dengan KPK, Rabu (15/6/2016).

"Kami dapat info ada dana pengembang reklamasi sebesar Rp 30 miliar untuk Teman Ahok. Dana tersebut disalurkan lewat Sunny dan Cyrus," kata Junimart.

(Baca: Ini Jawaban Hasan "Cyrus" Disebut Junimart Terima Rp 30 Miliar dari Pengembang untuk "Teman Ahok")

"Salah satu orangnya Cyrus. Kan dipecat. Kami bilang ke KPK biar ini berkembang," lanjut dia.

Salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, mengungkapkan kekesalannya atas tuduhan Junimart. Singgih menyatakan, jika menerima dana Rp 30 milliar, Teman Ahok tidak lagi mengendarai sepeda motor untuk beraktivitas sehari-hari.

"Kalau dapat Rp 30 miliar, kami tidak naik motor. Kami beli satu gerbong kereta. Kami tidak mungkinlah begitu (terima suap)," ujar Singgih.

Pendiri lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasbi, menantang Junimart untuk membuktikan tuduhannya.

(Baca: KPK Selidiki Aliran Dana Rp 30 M dari Pengembang Reklamasi ke "Teman Ahok")

"Kalau dia yakin, buktikan sajalah. Hukum kan tidak bisa ditutupi ya. Tetapi, jangan ngomong sembarangan, ngomong sembarangan di publik itu harus bisa dipertanggungjawabkan," ujar Hasan.

Adapun Ahok mengatakan, anggota DPR bisa berbicara seenaknya di dalam forum tanpa takut dituntut.

Meski demikian, Ahok meminta Junimart untuk bersikap profesional dan membuktikan tuduhan itu. Jika tidak, kata Ahok, Junimart sama saja sudah bersikap politis dengan menggunakan statusnya sebagai anggota DPR RI.

(Baca: "Teman Ahok": Kalau Kami Diaudit, maka Partai Juga Harus Diaudit )

"Makanya, saya bilang, untungnya dia anggota DPR, enggak bisa gugat. Dia punya hak imunitas, ngomong di forum," ucap Ahok.

"Walaupun itu secara politik, menurut saya, itu jahat! Sama kayak kasus Sumber Waras kan, pengin bangkitkan opini ke orang bahwa Ahok itu enggak bersih," kata Ahok.

Kompas TV â??Teman Ahokâ?? Gelar Syukuran 1 Juta KTP buat Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com