Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tito Karnavian Pernah Tangani "Buloggate", Kasus Korupsi yang Libatkan "Orang Istana"

Kompas.com - 16/06/2016, 06:14 WIB
Bayu Galih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian RI. Nama Tito sudah diajukan untuk mendapatkan persetujuan DPR.

Sebelum menjabat Kepala BNPT, sejumlah jabatan prestisius di Polri pernah dijabat Tito Karnavian. Jabatan itu di antaranya adalah Kapolda Metro Jaya, Kapolda Papua, dan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror.

Meski begitu, nama Tito sudah terdengar lebih dulu saat menangani sejumlah kasus besar.

Salah satu peristiwa yang melambungkan nama Tito adalah saat memimpin Tim Kobra dalam penangkapan putra presiden RI kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra pada 2001. 

Sebelum kasus itu pun, nama Tito sudah muncul karena menangani kasus besar yang menarik perhatian publik saat menjabat Kepala Satuan Reserse Ekonomi di Ditserse Polda Metro Jaya.

Saat itu, Tito yang menjabat Mayor Polisi menangani kasus penyalahgunaan dana karyawan di Yayasan Kesejahteraan Karyawan Badan Urusan Logistik (Yanatera Bulog) sebesar Rp 35 miliar.

Kasus itu menjadi perhatian utama publik pada pertengahan 2000 karena tidak hanya melibatkan Wakil Kepala Bulog Sapuan.

Namun, kasus yang dikenal dengan sebutan Buloggate itu juga melibatkan "orang Istana", yaitu tukang pijat Presiden Abdurrahman Wahid, Soewondo.

Dilansir dari arsip Harian Kompas pada 26 Mei 2000, Tito Karnavian memimpin anak buahnya menangkap Sapuan di kantornya, Gedung Bulog Jalan Gatot Subroto, pada 25 Mei 2000.

Tito kemudian langsung memimpin proses penyidikan terhadap Sapuan, yang berjalan beberapa jam setelah Sapuan ditangkap.

Selain itu, Tito juga terlibat dalam pencarian Soewondo yang buron setelah namanya disebut terlibat dalam kasus itu.

Soewondo sendiri ditangkap di sebuah rumah mewah pada 14 Oktober 2000 di Cisarua, Bogor.

Dilansir dari arsip Harian Kompas terbitan 16 Oktober 2000, Tito menyebut penangkapan itu dilakukan di rumah Soewondo sekitar pukul 13.30 WIB.

Calo kekuasaan

Dilansir dari arsip Harian Kompas, menurut Rizal Ramli yang saat itu menjabat Kepala Bulog, kasus Buloggate bermula akibat adanya permainan "calo-calo" kekuasaan.

Sejak pembubaran Kementerian Pangan, banyak pejabat eselon Bulog yang khawatir kehilangan jabatan. Karena itu banyak pejabat yang disebut mendekati sejumlah pihak yang mengaku memiliki kedekatan dengan pusat kekuasaan.

Sapuan kemudian mendekati Soewondo untuk minta dipertemukan dengan presiden yang akrab disapa Gus Dur itu.

Setidaknya ada dua hal yang ingin ditanya, yaitu kabar pembubaran Bulog seperti yang didengar Sapuan dari risalah sidang kabinet, serta informasi mengenai keinginan Presiden menarik dana taktis Bulog untuk penyelesaian masalah Aceh.

Soewondo kemudian menghubungi Sapuan untuk dicarikan pinjaman Rp 35 miliar untuk penyelesaian Aceh.

Sapuan sempat meminta dana kepada Kepala Bulog yang saat itu dirangkap Menteri Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla. Namun, Kalla menolak karena tidak ada konfirmasi dari Presiden.

Setelah itu, Sapuan pun menggunakan dana Yanatera tanpa persetujuan Jusuf Kalla. Dana itu kemudian diserahkan kepada Soewondo dalam beberapa kali pencairan sejak 13-20 Januari 2000.

Proses politik

Kasus itu kemudian merembet ke ranah politik, saat DPR membentuk Panitia Khusus Bulog.

Pansus Bulog menduga Gus Dur mengetahui pencairan dan penggunaan dana Yanatera Bulog. Dugaan ini muncul hanya berdasarkan adanya pertemuan Gus Dur dengan Sapuan di Istana.

Proses politik yang berlangsung di DPR berlanjut hingga dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001. Gus Dur pun dicopot dari jabatannya sebagai presiden, tanpa melalui mekanisme hukum atau proses pengadilan.

Kompas TV Komjen Tito Karnavian Calon Tunggal Kapolri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Nasional
Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Nasional
Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta Akan Hadir

Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta Akan Hadir

Nasional
Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Nasional
Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Nasional
Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Nasional
PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

Nasional
Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Nasional
AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

Nasional
Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Nasional
Ganjar-Mahfud Absen Saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Pengaruh

Ganjar-Mahfud Absen Saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Pengaruh

Nasional
Sudirman Said Sebut 'Dissenting Opinion' 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Sudirman Said Sebut "Dissenting Opinion" 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Nasional
Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Nasional
Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Nasional
AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com