Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri: Tak Ada Sabotase, Surat "Komisi Perlindungan Korupsi" Murni "Human Error"

Kompas.com - 09/06/2016, 14:35 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Soedarmo membantah ada unsur sabotase terkait kesalahan penulisan Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi "Komisi Perlindungan Korupsi".

AF, pembuat surat itu, merupakan pegawai outsourcing yang sehari-hari bertugas di bawah Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum.

Menurut dia, kesalahan yang dibuat AF murni human error.

Ia menjelaskan, setiap pekan, Kemendagri membuat laporan yang berisi kondisi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.

Laporan itu kemudian didistribusikan kepada setiap instansi, termasuk KPK.

"Staf ini memang belum paham betul terkait masalah KPK sehingga terjadi kesalahan yang seharusnya Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi 'Komisi Perlindungan Korupsi'," ujar Soedarmo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Terhadap AF, telah dilakukan pemecatan pada hari ini.

"Karena mereka sudah lalai, itu risiko karena melakukan kesalahan dan perlu ada sanksi berupa pemecatan," kata Soedarmo di Kompleks Parlemen, Kamis siang.

(Baca: Mendagri Pecat Pembuat Surat "Komisi Perlindungan Korupsi)

Sanksi pemecatan terhadap AF, kata Soedarmo, sesuai dengan ketentuan di perjanjian kerja dengan perusahaan outsourcing.

"Kalau untuk PNS-nya diberi sanksi sesuai ketentuan UU ASN. Ini juga menjadi referensi bagi pegawai lain agar tidak melakukan kesalahan seperti ini," kata Soedarmo.

Tak hanya kepada AF, sanksi juga diberikan kepada PNS yang menjadi atasannya. Tanpa menyebut nama, ia mengatakan, hukuman kepada PNS itu berupa teguran.

"Karena ini merupakan staf saya, ini otomatis menjadi tanggung jawab saya. Ini kesalahan saya yang tidak bisa memberikan kontrol, khususnya (pengecekan surat kepada) instansi," kata Soedarmo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com