Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen MPR Ingin Kepala Daerah Tiru Ridwan Kamil dalam Menerjemahkan Pancasila

Kompas.com - 30/05/2016, 19:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono mengapresiasi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atas penerjemahannya terhadap Pancasila ke dalam program nyata.

"Sangat diapresiasi, itulah yang kita harapkan bersama-sama," ujar Ma'ruf di depan Gedung Merdeka, Bandung pada Senin (30/5/2016).

Ma'ruf mengatakan, banyak program Ridwan di Pemerintah Kota Bandung yang merupakan terjemahan dari sila-sila di Pancasila. Ma'ruf pun berharap hal yang sama juga dilakukan oleh kepala daerah lainnya.

"Jadi setiap pemangku negara di tingkat pusat, kota dan daerah harus bisa menerjemahkan Pancasila dalam konteks kekinian," ujar dia.

Menurut Ma'ruf, Pancasila adalah "living ideology". Oleh sebab itu, Pancasila harus sesuai dengan perkembangan zaman, dinamika, tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Ia menilai program Ridwan Kamil sebagai implementasi Pancasila merupakan contoh yang tepat bagaimana Pancasila dijadikan dasar membuat program untuk menyelesaikan persoalan atau tantangan rakyat.

Pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut dianggap mengimplementasikan Pancasila ke dalam beberapa program-programnya.

"Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa kami implementasikan dengan program penguatan kesalehan di masyarakat, mengaji untuk anak-anak," ujar Emil di Gedung Perpustakaan Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Senin.

Selain itu, Pemerintah Kota Bandung baru saja menerbitkan program pembayaran zakat via online.

Program itu, menurut Emil merupakan penggabungan dari sila pertama dan kelima.

Adapun, sila keempat Pancasila diterjemahkan Emil ke dalam mengakomodir aspirasi rakyat Bandung.

Sejak menjabat Wali Kota, Emil telah mendirikan 10 kelompok masyarakat. Mereka mewakili dari berbagai unsur yang bertujuan membangun Kota Bandung.

"Ada dewan kebudayaan. Isinya budayawan semua dengan ide-ide luar biasa. Ada dewan pendidikan. Ini bagi anak orang-orang Bandung yang peduli pendidikan," tutur Emil.

"Ada juga tim ahli bangunan. Ini para insinyur. Ada dewan smart city, orang-orang 'geeks', 'nerd', pintar-pintar untuk mengonsepkan tata kota di Bandung. Bagi saya inilah penerjemahan sila keempat," ujarnya.

Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diimplementasikan ke dalam program kredit tanpa agunan. Sejak program tersebut, pemerintah kota telah menyalurkan kredit kepada 9.000 penerima.

"Dan semuanya bayar tepat waktu. Orang miskin itu tidak suka ngemplang. Semuanya lunas di bulan kesembilan atau kesepuluh," ujar Emil.

Kompas TV RK Siapkan Tim Khusus Sengketa Bonbin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com