Rabu (18/5/2016) menjelang siang di lobi Rolling Stone Cafe, Jakarta. Semua pendukung acara peluncuran album dangdut Libertaria berjudul "Kewer-kewer" duduk melingkar bersiap-siap dan berbagi peran.
Pemandu acara yang juga komika, Soleh Solihun berdiri memegang pelantang tanda persiapannya sudah matang.
Satu per satu pendukung acara naik ke lantai dua tempat peluncuran album digelar. Selain duo Libertaria yang terdiri dari Marzuki Mohamad (Kill the DJ) dan Balance, telah naik terlebih dahulu musisi Glenn Fredly, Riris Arista (satu-satunya penyanyi dangdut), Paksi Raras, dan Brodod.
Libertaria memang masih asing di telinga. Didirikan di Yogyakarta, Oktober 2015, Libertaria dikenal publik pertama-tama lewat single (tunggalan) “Ora Minggir Tabrak”.
Tunggalan ini menjadi soundtrack film Ada Apa dengan Cinta 2, tepatnya saat "Genk Cinta" melewatkan malam pertama di klub malam saat berlibur ke Yogyakarta. Anda yang sudah menonton film pemecah rekor ini, pasti mengingatnya.
Meskipun Libertaria asing di telinga, dua orang yang menjadi motor kelompok ini tidaklah asing. Keduanya dikenal luas saat Pemilu Presiden 2014 dengan lagu "Bersatu Padu Coblos Nomor 2" untuk mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Jika masih tidak ingat juga, berikut ini pembuka lagu kolaborasi Kill the DJ dan Balance, "Apa yang dibutuhkan Indonesia. Jujur, Sederhana, dan Bekerja. Ayo kawan dukung Jokowi-Kalla. Bersatu Padu Coblos Nomor 2."
Jika tetap tidak ingat juga, tidak mengapa. Melupakan atau mengabaikan peristiwa-peristiwa politik di Indonesia adalah pilihan yang tidak salah juga. Terlebih, tak banyak peristiwa politik membanggakan yang patut diingat juga. Justru yang sebaliknnya lebih banyak tersedia.
Kembali ke Libertaria yang meluncurkan album dangdut "Kewer-kewer" yang didukung kolaborasi 10 musisi. Dengan bekal terkenal saat Pilpres 2014, Soleh lancar memperkenalkan Kill the DJ. Untuk Balance, Soleh kekurangan kata-kata. Selain terlihat tidak terlalu mengenal, Balance yang ditanya model wawancara irit sekali bicara.
Sempat kacau perkenalan awal Libertaria ini karena di luar perkiraan dan harapan. Namun, jam terbang Soleh di panggung musik sebagai pembawa acara tetap bisa memuat meriah acara. Iritnya Balance bicara jadi bahan canda dan justru mencairkan suasana. Pecah bahasa komikanya.
Untuk album dengan "jualan" post dangdut elektronika ini, Soleh bertanya apa makna kata bahasa Jawa "kewer-kewer". Kill the DJ mengemukakan, semua orang boleh memaknai apa saja sesuka-sukanya.
Tak terkendali
Namun, pendiri Jogja Hiphop Foundation ini memaknai kewer-kewer sebagai situasi dimana kita kerap tidak sanggup memenang kendali atas hidup dan juga mimpi-mimpi. Karena tidak sanggup memegang kendali, kekacauan kerap hadir mewarnai. Album "Kewer-kewer" adalah perayaan atas kekacauan ini.
Kekacauan-kekacauan lain masih banyak dijumpai. Misalnya, penggunaan lirik-lirik mendalam penuh kritik untuk lagu-lagu dangdut "koplo" ini. Tengok misalnya lirik di lagu "Orang Miskin Dilarang Mabok" yang dibawakan vokalis grup rock FSTVLST, Farid Stevy.