Tobas bersama Kesatuan Aksi Keluarga Besar UI (KBUI) menginap di DPR. Saat itu, alat komunikasi satu-satunya adalah car call, alat pemanggil yang terdengar ke seluruh ruangan.
(baca: Kokangan Senjata dan Ketegangan Mei '98 dalam Kenangan Adian Napitupulu)
Mahasiswa menjelajahi berbagai ruangan di DPR. Mereka memilih tempat yang nyaman untuk tidur. Namun, malam ternyata tak bisa membuat tenang. Terkadang mahasiswa dipaksa siaga dari tidurnya untuk bersiap menghadapi situasi tak terkendali.
“Malem-malam tiba-tiba kita dibangunin ‘diserbu... diserbu...’ pada bangun semua. Ternyata bukan. Beberapa kali begitu. Jadi memang ada tentara lain yang lewat. Yang depan laporan jadi parno lah. Karena semuanya membayangkan Tiananmen. Kita bertahan sewaktu-waktu kita disuruh keluar,” kata Tobas.
Salah satu yang diingat Tobas saat menginap di DPR adalah apresiasi dari masyarakat. Masyarakat mengirimkan berbagai makanan dan obat untuk para mahasiswa. Saat itu, Tobas bahkan bisa memilih makanan yang ada.
Pada 19 Mei malam, Tobas mendengar kabar bahwa Amien Rais akan melakukan aksi di Monumen Nasional (Monas). Akhirnya, aksi tersebut dibatalkan karena Wiranto selaku Menhankam/Panglima ABRI mengancam tak akan membiarkan massa memasuki Monas.
Akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan berhenti sebagai Presiden. Mahasiswa di DPR mendapat kabar tersebut dari siaran televisi.
(baca: Kisah Wiranto Cegah "Pengadilan Rakyat" Terhadap Soeharto dan Keluarga)
Kegembiraan mencuat. Beberapa mahasiswa berlari-lari mengitari lapangan parkir. Sebagian lain tetap meneruskan orasi.
Ada pula yang berenang di kolam dekat pintu depan DPR. Setelah itu, sebagian mahasiswa menganggap pergerakan mereka telah selesai.
Sebagian lainnya, menganggap militer masih berkuasa dan perubahan di pemerintah belum terjadi.
Tobas bersama KBUI pulang untuk kembali merumuskan pergerakan selanjutkan. Rangkaian aksi mahasiswa terus terjadi, diantaranya pada Semanggi I dan Semanggi II.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.