Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendudukan Gedung DPR Mei 1998 dalam Ingatan Taufik Basari

Kompas.com - 21/05/2016, 18:11 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Tobas bersama Kesatuan Aksi Keluarga Besar UI (KBUI) menginap di DPR. Saat itu, alat komunikasi satu-satunya adalah car call, alat pemanggil yang terdengar ke seluruh ruangan.

(baca: Kokangan Senjata dan Ketegangan Mei '98 dalam Kenangan Adian Napitupulu)

Mahasiswa menjelajahi berbagai ruangan di DPR. Mereka memilih tempat yang nyaman untuk tidur. Namun, malam ternyata tak bisa membuat tenang. Terkadang mahasiswa dipaksa siaga dari tidurnya untuk bersiap menghadapi situasi tak terkendali.

“Malem-malam tiba-tiba kita dibangunin ‘diserbu... diserbu...’ pada bangun semua. Ternyata bukan. Beberapa kali begitu. Jadi memang ada tentara lain yang lewat. Yang depan laporan jadi parno lah. Karena semuanya membayangkan Tiananmen. Kita bertahan sewaktu-waktu kita disuruh keluar,” kata Tobas.

Salah satu yang diingat Tobas saat menginap di DPR adalah apresiasi dari masyarakat. Masyarakat mengirimkan berbagai makanan dan obat untuk para mahasiswa. Saat itu, Tobas bahkan bisa memilih makanan yang ada.

Pada 19 Mei malam, Tobas mendengar kabar bahwa Amien Rais akan melakukan aksi di Monumen Nasional (Monas). Akhirnya, aksi tersebut dibatalkan karena Wiranto selaku Menhankam/Panglima ABRI mengancam tak akan membiarkan massa memasuki Monas.

Akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan berhenti sebagai Presiden. Mahasiswa di DPR mendapat kabar tersebut dari siaran televisi.

(baca: Kisah Wiranto Cegah "Pengadilan Rakyat" Terhadap Soeharto dan Keluarga)

Kegembiraan mencuat. Beberapa mahasiswa berlari-lari mengitari lapangan parkir. Sebagian lain tetap meneruskan orasi.

Ada pula yang berenang di kolam dekat pintu depan DPR. Setelah itu, sebagian mahasiswa menganggap pergerakan mereka telah selesai.

Sebagian lainnya, menganggap militer masih berkuasa dan perubahan di pemerintah belum terjadi.

Tobas bersama KBUI pulang untuk kembali merumuskan pergerakan selanjutkan. Rangkaian aksi mahasiswa terus terjadi, diantaranya pada Semanggi I dan Semanggi II.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com