Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelang Kejatuhan, Soeharto Ditinggalkan oleh Kroni-kroninya

Kompas.com - 21/05/2016, 08:58 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

Kompas TV Pro Kontra Gelar Pahlawan Nasional Kepada Soeharto

Tak terbendung lagi

Savic mengaku, tidak ada yang menyangka, Soeharto akan memutuskan berhenti secepat itu. Terlebih lagi, sebelumnya, pada 12 Mei 1998, aparat keamanan melakukan penembakan terhadap empat mahasiswa di Universitas Trisakti yang sedang berdemonstrasi.

Hal tersebut disusul kerusuhan dan penjarahan pada 13-14 Mei 1998. Mahasiswa sudah banyak yang melakukan demonstrasi di jalan raya dekat kampus masing-masing. Kemudian, pada tanggal 18 Mei 1998, mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR RI.

"Relatif tidak ada kabar Presiden Soeharto akan berhenti. Informasi yamg beredar saat itu simpang siur. Fakta bahwa dia menyatakan berhenti pada tanggal 21 Mei 1998 itu begitu mengejutkan. Tidak ada indikasi," ujar dia.

(Baca: Sehari Sebelum Soeharto Mundur, Dinamika "Ring 1", dan Kegelisahan Kabinet)

Setelah gerbang DPR/MPR RI dijebol oleh mahasiswa, aparat keamanan sudah tidak bisa mempertahankannya lagi. Gelombang mahasiswa dan masyarakat umum berdatangan seperti air bah ke gedung yang sebelumnya dijaga ketat.

Dari kelompok mahasiwa, ada Forum Kota (Forum Kota) yang paling besar dalam hal massa. Ada juga Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Se-Jakarta (FKSMJ), yang diorganisasi oleh senat-senat universitas secara formal.

Ada juga kelompok mahasiswa yang membawa bendera kampus masing-masing, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Trisakti.

(Baca: Cerita Wiranto, Inpres Soeharto yang Tak Dipakai untuk Kudeta)

"Kalau Forkot, itu diorganisasi oleh kelompok aktivis dan pers mahasiswa. Jadi, ini kelompok-kelompok yang punya sejarah perlawanan terhadap Orde Baru," tutur Savic.

Kemudian, ada elemen warga masyarakat yang turun ke jalan atas inisiatif sendiri secara organik. Tidak ada yang mengorganisasi. Mereka ikut mendukung dengan cara ikut datang ke DPR karena melihat dari media massa.

Semua media pun sudah memberitakan semua perlawanan dan tuntutan mahasiswa agar Soeharto mundur. Bahkan, kelompok intelektual publik, seperti para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sudah menuntut Soeharto untuk mundur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com