Ribuan mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR RI. Masinton menyimbolkan bahwa gedung DPR itu adalah simbol kedaulatan rakyat, bahwa rakyatlah pemilik kedaulatan.
"Lagipula kami menganggap legitimasi pemilu tahun 1997 (penetapan kembali Soeharto sebagai Presiden) itu tidak sah. Maka kami duduki gedung DPR itu," ucap dia.
Pendudukan gedung itu berlangsung berhari-hari. Cara ini justri efektif menggerakkan aksi unjuk rasa lainnya di berbagai daerah. Tuntutan mereka semuanya sama yakni menghendaki Soeharto turun tahta.
Cara ampuh sudutkan Soeharto
Aksi unjuk rasa akhirnya membuat pemerintahan Soeharto terpojok. Penguasa Orde Baru selama 32 tahun itu akhirnya menyatakan berhenti sebagai Presiden pada Kamis, 21 Mei 1998 pukul 09.06.
Masinton mengatakan saat itu pilihan turun ke jalan merupakan cara yang paling tepat untuk menyampaikan tuntutan pergerakan. Hanya dengan turun ke jalan, kata Masinton, menjadi cara yang efektif saat itu untuk menjatuhkan Soeharto. Melawan rezim otoriter Orde Baru saat itu tidak cukup hanya dengan diskusi.
"Turun ke jalan menjadi satu-satunya cara ketika sarana-sarana resmi tidak berhasil, seperti melalui jalur representasi perwakilan di DPR. Maka satu-satunya cara yang paling efektif bagi mahasiswa saat itu untuk menyuarakan tuntutan perubahan adalah di jalanan," ungkap Masinton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.