Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Memangkas Beringin Kembar di Istana Negara

Kompas.com - 16/05/2016, 06:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Adalah pekerja honorer seperti Asep (27), Basuki (31), dan Yudi (26) serta puluhan lainnya yang membuat taman di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta indah dan rapi tertata. Melalui tangan-tangan terampil mereka pula, dua pohon beringin yang ada di depan Istana Negara, Jakarta tidak terus tumbuh membesar.

Beringin "kembar" di depan Istana Negara perlu dipangkas secara berkala karena dua sebab utama: ke atas dan ke bawah.

Pertama, ke atas. Jika dibiarkan tidak dipangkas ranting dan daunnya, beringin kembar itu akan menutupi lambang negara Garuda Pancasila di tembok Istana Negara.

Kedua, ke bawah. Jika beringin kembar itu dibiarkan meluas ranting dan daunnya tanpa dipangkas, rumput dan tanaman kecil di bawahnya akan mati. Hak tanaman-tanaman kecil itu akan sinar matahari bisa dirampas oleh rimbunnya beringin.

Terpangkasnya beringin kembar di halaman depan Istana Negara saya dapati kembali, Kamis (12/5/2016) lalu, saat berjalan melintasinya menuju Gedung Bina Graha, Jakarta.

Dengan penampakannya yang lebih kecil dari yang pernah saya dapati selama periode 2004-2009, beringin kembar di depan Istana Negara tidak hanya dipangkas tetapi dibonsai oleh para pekerja honorer Istana.

Karena pembonsaian ini, dari arah Jalan Veteran, lambang negara Garuda Pancasila yang berwarna keemasan terlihat lebih bersinar dan mencolok. Begitu juga hak tanaman-tanaman kecil akan sinar matahari untuk tumbuh subur di bawah beringin itu.

Pembonsaian beringin kembar di depan Istana Negara berdampak ganda.

Menengok ke belakang, beringin kembar di depan Istana Negara merupakan warisan paling nyata Presiden Soeharto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Tumbuh dan berakarnya beringin di Istana Negara sekaligus adalah tanda bagi Soeharto yang berkuasa dengan dukungan utama Golongan Karya (Golkar). Dalam tiap-tiap pemilu pemerintahan Orde Baru sejak 1971, Golkar selalu menang dengan perolehan suara lebih dari 60 persen.

Bahkan, di akhir kekuasaan penguasa Orde Baru ini, di Pemilu 1997, Golkar meraih 74,51 persen suara. Kita tahu semua, setahun setelah itu, di awali krisis ekonomi dan meluasnya ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah yang disuarakan mahasiswa, Soeharto tumbang. 

Meskipun Soeharto tumbang, tidak demikian dengan beringin kembar yang ditanam pada periode kekuasaanya setelah menggantikan Presiden Soekarno.

Kepada kita, Soeharto seperti hendak menegaskan kebenaran ini,  "Jika hendak dikenang melampau usia kita, lakukan tiga hal ini: memiliki keturunan, menulis buku, dan menanam pohon".

Mengenai upaya rutin memangkas ranting-ranting dan rimbunnya daun beringin, Asep pernah berujar berdasarkan pengalamannya.

Berikut kata-katanya, "Mumpung belum terlalu besar, beringin ini kami pangkasin. Kalau sudah telanjur besar, susah mangkasinnya. Harus kerja keras dan butuh banyak orang dan bantuan." 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasional
KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Nasional
Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Nasional
Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Nasional
KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

Nasional
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Nasional
KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

Nasional
Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Nasional
Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Nasional
Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Nasional
Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com