JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyinggung soal kekurangan penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN BK) sebagai salah satu masalah infraatruktur yang terjadi di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Airlangga dalam debat calon ketua umum Partai Golkar yang diselenggarakan di Bali, Jumat (13/5/2016).
"UN berbasis komputer itu efisien, tapi kalau listriknya bagus," ujar Airlangga, Jumat malam.
Ia mencontohkan kasus di salah satu lokasi di daerah pemilihannya di Jawa Barat. Saat itu, UN di 11 Sekolah Menengah Atas terpaksa dihentikan karena listrik padam.
Contoh lain adalah kasus di Palu, ketika sebuah sekolah mesti menyewa genset untuk bisa menyelenggarakan UNBK dengan lancar. Sekolah terpaksa harus merogoh kocek Rp 4,5 juta per hari untik menyewa genset.
"Tidak semua sekolah bisa menyediakan. Sehingga kita harus mempercepat infrastruktur listrik," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, pakar komunikasi politik Effendi Gazali sebagai salah satu anggota tim panelis, juga mempertanyakan sikap Airlangga menanggapi maraknya kekerasan seksual terhadap anak.
Airlangga menjawab, salah satu cara menekan angka kejahatan seksual terhadap anak adalah lewat mengurangi angka pengangguran.
"Kebetulan anak saya banyak, delapan. Jadi saya sangat tersinggung dan terluka pada kekerasan seksual pada anak," tutur Airlangga.
"Ini bisa ditangani dengan perilaku, dan mengurangi pengangguran. Jadi yang kongko-kongko berkurang," kata dia.