JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, pihaknya belum bisa mengonfirmasi penyebab kematian gajah Sumatera yang diberi nama Yani, di Kebun Binatang Bandung, Rabu (11/5/2016).
Demi menjawab pemberitaan yang simpang siur, ia akan memeriksa Kebun Binatang Bandung.
"Hewan lahir dan mati itu wajar, tapi problemnya kenapa terjadi hewan mati seperti itu di kebun binatang yang harusnya dikelola dengan baik," ujar Siti, di Kementerian LHK, Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2016).
Ia mengatakan, KLHK melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sedang melakukan pemeriksaan untuk mengetahui pihak mana yang memiliki kewenangan pengelolaan Kebun Binatang Bandung.
Menurut Siti, untuk mendirikan konservasi satwa seperti kebun binatang ada prosedur tersendiri dalam pengelolaannya.
Prosedur itu dibutuhkan karena setiap jenis satwa memiliki standar pemeliharaan yang berbeda.
"Umumnya kebun binatang dikelola oleh pemerintah daerah, tapi kami akan cek dulu ke lapangan itu (Kebun Binatang Bandung). Kewenangan siapa, karena harus ada standar pengelelolaan dan pemeliharaan satwa-satwa," kata Siti.
Sebelumnya, Gajah Sumatera bernama Yani akhirnya mati setelah kondisinya sempat kritis selama sekira satu pekan.
Gajah berusia 34 tahun itu lumpuh, terbaring di atas jerami yang hanya diatapi terpal berwarna biru.
Buruknya tata kelola Kebun Binatang Bandung dinilai menjadi penyebab kematiannya.
Pasca kabar kematian Yani beredar, masyarakat meminta agar Pemerintah Kota Bandung segera mengambil sikap untuk melakukan pembenahan tata pengelolaan Kebun Binatang Bandung yang saat ini dipegang Yayasan Marga Satwa Taman Sari.
Kekecewaan masyarakat bermula saat sejumlah orang pada pekan lalu membuat petisi di laman www.change.org (Save Bandung Zoo) yang meminta Pemerintah Kota Bandung menyelamatkan Kebun Binatang Bandung yang kondisinya kian memprihatinkan.
Kondisi Kebun Binatang Bandung saat ini sangat jauh dari konsep five freedom yang merupakan pelaksanaan dari konsep kesejahteraan satwa (animal welfare).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.