JAKARTA, KOMPAS.com - Manuver yang dilakukan para bakal calon ketua umum Partai Golkar dinilai akan menambah citra negatif publik terhadap partai tersebut.
Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menyoroti pertemuan terselubung yang dilakukan bakal calon dengan para pengurus daerah yang memiliki hak suara dalam Munaslub.
"Kalau sampai ada satu calon saja yang ketahuan melakukan politik uang dengan silaturahim yang dilakukan, maka membuat nama Golkar tercemar kembali," ujar Ray kepada Kompas.com, Rabu (11/5/2016).
"Padahal, salah satu visi dari munas ini kan sebenarnya mau menjernihkan kembali nama Golkar di mata masyarakat, bahwa golkar sedang berupaya bersih dari polititik-politik uang" lanjut dia.
Menurut Ray, Steering Commitee Munaslub Partai Golkar berperan untuk menegakkan peraturan. Harus ada sanksi tegas bagi calon yang melanggarnya.
Sebelumnya, Komite Etik memantau adanya pertemuan antara tim sukses Setya Novanto dengan Pimpinan DPD I Golkar di Hotel Ritz Cariton, Jakarta pada Senin, 9 Mei 2015, malam.
Namun Komite Etik Munaslub Partai Golkar tak bisa menindaklanjuti secara langsung mengenai pertemuan yang diduga dilakukan tim sukses Setya Novanto dengan pimpinan DPD I Golkar itu. Hal ini dikarenakan belum adanya laporan yang disampaikan kepada pihaknya.
Selain itu, Komite Etik Munaslub Partai Golkar juga mendapati salah seorang bakal calon ketua umum melakukan pertenuan dengan pimpinan DPD I Golkar Kalimantan Barat di Hotel Grand Melia Jakarta pada Selasa 10 Mei 2016 sekira pukul 12.00- 13.00 WIB.
Diketahui, bakal calon itu adalah Ade Komaruddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.