JAKARTA, KOMPAS.com - Calon ketua umum Partai Golkar Syahrul Yasin Limpo tak menganggap posisi ketua umum menjadi prioritas utamanya, meski ia menjadi satu dari delapan kandidat yang akan memperebutkan posisi tersebut.
Menurut dia, hal terpenting dalam proses rekrutmen pemimpin partai politik adalah memberikan pesan bahwa masalah uang dan bentuk-bentuk distorsi dalam rekrutmen kepemimpinan dapat diakhiri.
Ia menegaskan sikapnya untuk tidak menjadikan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) menjadi panggung yang terdistorsi praktik politik uang.
"Menang atau kalah, bukan itu yang terpenting. Menjadi ketua umum adalah prioritas kesekian," kata Syahrul dalam konferensi pers di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (8/5/2016).
Namun, hingga saat ini ia belum memutuskan apakah dirinya akan mundur dari jabatannya sebagai Gubernur Sulawesi Selatan jika terpilih menjadi ketua umum.
"Kita lihat waktunya. Tidak boleh berandai-andai. Biar saya jalan dulu. Pilihan saya yang berkaitan dengan kepentingan rakyat," kata dia.
Panitia pengarah Munaslub Golkar telah meloloskan Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo sebagai calon ketua umum Partai Golkar meski tak membayar iuran Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang dipatok Rp 1 miliar bagi masing-masing kandidat.
Syahrul menilai, keputusan panitia Munaslub tersebut merupakan langkah maju dan positif.
Menurut dia, partai politik merupakan pintu sistem rekrutmen kepemimpinan. Sehingga, proses tersebut sebaiknya tak diawali dengan cara-cara yang bisa membudayakan dan melegitimasi stigma politik uang.
"Saat ini Golkar sudah membuktikan dia mau melangkah lebih baik dan saya siap mengawalnya," tutur Syahrul.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.