JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal Calon Ketua Umum Partai Golkar Aziz Syamsuddin akan fokus membenahi keuangan partai jika terpilih sebagai ketua umum.
Salah satunya, dengan mendorong revisi Undang-Undang Partai Politik terkait besaran dana parpol yang diberikan oleh pemerintah.
Dalam UU Parpol saat ini, setiap parpol mendapatkan bantuan dana Rp 108 per suara.
Menurut Aziz, angka itu tidak cukup untuk membuat parpol mandiri.
"Saya akan mengupayakan bagaimana melakukan kemandirian dari sisi keuangan parpol, dengan lebih mengedepankan sisi pendanaan sesuai program pemerintah," kata Aziz, seusai mendaftarkan diri sebagai bakal calon ketua umum Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (3/5/2016).
(Baca: Aziz Syamsuddin Jadi yang Pertama Daftar Bakal Calon Ketum Golkar)
Aziz juga bertekad membuat Golkar mandiri melalui kaderisasi para anggotanya.
Dengan demikian, kata dia, Partai Golkar bisa mengusung kadernya sendiri dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak hingga pemilu presiden.
"Saya akan lebih memprioritaskan kader untuk maju, sehingga saya akan melakukan pendidikan dan pengkaderan secara berjenjang, sustainable dan bertahap," ucap Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.
Aziz optimistis bisa mendapatkan dukungan 30 persen surara dari pengurus DPD I dan II dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa yang akan digelar di Bali pada 15 Mei mendatang.
Dengan mendapatkan 30 persen suara, bakal calon akan lolos ke tahap berikutnya sebagai calon ketum.
"Para voters tingkat I dan II tentu akan melihat track record serta history calon, yang mana saya meyakini saya bisa melampaui batas minimal 30 persen," ujar dia.
Selain Aziz, calon lain yang juga akan maju sebagai bakal calon ketua umum Golkar yakni Ade Komarudin, Setya Novanto, Airlangga Hartarto, Tommy Soeharto, Mahyudin, Syahrul Yasin Limpo, Indra Bambang Utoyo, Priyo Budi Santoso, dan Wati Amir.
Pendaftaran akan ditutup pada Rabu (4/5/2016) pukul 24.00 WIB.