Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
A Bobby Pr

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) ini menekuni penulisan buku biografi. Sejak di bangku kuliah ia sudah menulis buku dan membuat majalah. Beberapa karyanya yang sudah dibukukan antara lain Ny. Lie Tjian Tjoen: Mendahului Sang Waktu (2014); Mgr. Michael Cosmas Angkur OFM: Pemimpin Sederhana (2014); Pater Wijbrans OFM: Memberi Teladan Tanpa Kata, (2010); Mgr. Hermelink: Setelah 27 Tahun Dimakamkan Jenazahnya Masih ‘Utuh’ (2010); Jurnalistik: Bakat? Buang ke Laut (2009).

Susi Pudjiastuti Berani karena Membaca Buku

Kompas.com - 29/04/2016, 16:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Sosok pimpinan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti bukan hanya menjadi incaran banyak wartawan dalam negeri. Ketika melakukan kunjungan  kerja di London, Inggris, beberapa waktu lalu awak media asing juga berlomba untuk mewancarainya.

Mereka ingin mengetahui terobosan dan kebijakan Susi dalam memerangi penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (illegal, unreported, and unregulated/IUU fishing).

Mereka juga ingin mendalami kebijakan Susi dalam menegakkan hukum di laut dan meledakkan kapal-kapal pencuri ikan di lautan Indonesia.

Nama menteri yang dilantik pada 29 Oktober 2014 ini selalu menjadi topik hangat di berbagai media massa dan media sosial. Berbagai kebijakannya menjadi sorotan karena dianggap berani membereskan masalah-masalah yang sebelumnya tak tersentuh.

Bagaikan seorang petarung, Susi langsung menggebrak tanpa takut dengan orang-orang kuat yang berkepentingan di sana.

Sebenarnya persoalan yang dihadapi KKP bukanlah masalah baru. Namun perempuan yang hanya memegang ijazah SMP inilah yang berani menegakkan aturan. “Itu bukan kebijakan Susi loh. Itu maunya undang-undang,” ujar Susi ketika ditanya tentang kebijakannya.

Semenjak namanya disebut sebagai pimpinan KKP, berbagai tanggapan bermunculan. Ada yang mengatakan Susi adalah sosok yang kompeten dalam membangun dunia perikanan Indonesia. Mereka melihat kemampuan Susi dalam merintis usahanya dalam bidang perikanan sudah cukup lama dan berpengalaman.

Setelah perusahaannya berkembang pesat, Susi terjun ke bisnis penerbangan. Meskipun berangkat dari sebuah kebetulan ketika menolong masyarakat di Pulau Simeleu, Aceh, yang terkena tsunami, nama Susi semakin berkibar dengan maskapai penerbangannya.

Pilihan jalur penerbangan perintis yang semula dianggap ‘gila’ menjadikan Susi Air diperhitungkan di negeri kepulauan ini. Berbagai ‘kegilaan’ ini memikat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk memberikan tanggung jawab Susi menangani KKP.

Sementara yang meragukan mengatakan Susi tidak punya pengalaman di bidang birokrasi sehingga sulit memimpin KKP. Mereka memandang sebelah mata Susi berdasar latar belakang rumah tangga, kebiasaan merokok, tato, dan sekolahnya yang tidak tamat SMA.

Setelah satu tahun berlalu, dengan sendirinya isu-isu miring itu tersingkir seiring dengan berbagai gebrakannya. Banyak orang berdecak kagum atas keberanian perempuan yang mengawali keterlibatannya dalam usaha perikanan dengan menjadi bakul ikan. Salah satunya adalah tentang pengeboman kapal-kapal yang terlibat dalam ilegal fishing.

Keberanian Susi sebenarnya bukanlah datang dengan tiba-tiba. Semenjak di bangku SMP dia sudah membaca buku-buku klasik yang bermutu. Dari situ dia menimba banyak pengetahuan dan bisa melihat keadaan Indonesia dengan kritis.

Dari situ pula dia meyadari dunia usaha Indonesia belum sincere dan fair. Dia melihat peraturan pemerintah yang ada saat itu belum menguntungkan untuk nelayan. 

Dia juga kerap mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat. “Kan goverment itu regulate, regulator. If you do not regulate with sincere, you do not regulate fairly, ya ketidakadilan tercipta di situ,” katanya dengan gamblang.

Oleh karena itu ketika mendapat kesempatan memimpin KKP, Susi langsung menggebrak untuk meluruskan yang selama itu menjadi keprihatinannya.

A. Bobby Pr. Cover Buku Untold Story Susi Pudjiastuti
Dalam wawancara dengan Tim Penulis dari Penerbit Buku Kompas (PBK) di Pangandaran, Jawa Barat, pimpinan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT ASI Pudjiastuti Aviation ini menceritakan banyak hal.

Sayangnya, ketika buku akan diterbitkan, Susi menolak untuk memasukkan hasil wawancara itu dalam buku yang dipersiapkan menyambut ulang tahunnya yang ke-50.

“Pokoknya saya nggak mau. Biar orang-orang yang berkomentar tentang saya,” kata perempuan kelahiran Pangadaran, pada 15 Januari 1965 ini.

Setahun berlalu, barulah Susi mengungkapkan alasan dibalik pencopotan tulisan yang semestinya menjadi Bab III dari buku berjudul Untold Story Susi Pudjiastuti.

Dia beranggapan pada saat itu orang belum tahu siapa dia sebenarnya. Kalau dia bicara tentang dirinya sendiri, apalagi dalam buku biografi, maka akan menjadi persoalan lagi. Padahal saat itu sudah cukup banyak tanggapan kontroversi tentang dirinya yang disorot.

“Nah, kalau sekarang, orang sudah tahu apa yang saya lakukan. Jadi sekarang silahkan kalau mau dimuat,” ujar Susi dalam perbincangan di kantor KKP, Jakarta pada 11 Februari 2016.

Selain mengenai masa lalunya, dalam wawancara itu Susi juga mengungkapkan pandangannya tentang dunia usaha yang belum sincere dan fair, latar belakang menjadi menteri KKP, lingkungan hidup, Presiden Jokowi, agama, kematian, dan keluarganya.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh Tim Penulis PBK Mulyawan Karim, Robertus Mahatma C., dan A. Bobby Pr:

Dari obrolan dengan para nelayan di Pangandaran, kami mendapat informasi bahwa isu lingkungan sudah lama menjadi kepedulian Anda. Salah satunya dengan menggantikan jaring nelayan yang rusak karena tanpa sengaja menangkap ikan hiu. Mengapa Anda mengganti jaring para nelayan yang rusak karena ikan hiu?

Kalau nggak diganti jaringnya mereka nggak bisa nangkap ikan lagi. Nah, kalau jaringnya kita ganti, mereka bisa nangkap ikan tetapi hiunya harus dilepas ke tengah laut. Kalau nggak gitu mereka akan ambil siripnya untuk dijual. Kadang diambil sama dagingnya. Tapi kapal-kapal di tengah laut biasanya cuman ambil siripnya, dagingnya dibuang di tengah laut.

TRIBUN NEWS / DANY PERMANA Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). TRIBUN NEWS / DANY PERMANA
Apakah banyak ikan hiu di Pangandaran?

Nggak banyak sih di sini. Kalau tempat lain banyak.

Bagaimana dengan pelarangan bagan? (Bagan adalah semacam rakit yang digunakan untuk tempat menangkap ikan di laut. Cara menangkap ikannya dengan membenamkan jaring. Ketika ikan sudah dianggap banyak berkumpul di atas jaring maka jaring di angkat. Untuk mengundang ikan-ikan digunakan cahaya dari lampu. Dengan cara ini bukan hanya ikan besar yang tertangkap tetapi juga ikan-ikan kecil). Kan nelayan sudah menginvestasikan uangnya sampai Rp 20 juta untuk membuat bagan?

Kalau masalah bagan itu bukan nelayan. Itu investor. Kalau nelayan nggak bikin bagan. Nelayan menangkap ikan di laut, bukan dengan bagan. Itu saudagar. Tidak ada nelayan bagan. Bullshit.

Mengenai pelarangan dodot?

Dodot, itu jaring kecil. Kalau nelayan pakai dodot, ikan dan udang kecil tertangkap. Semuanya habis. Lalu nggak ada lagi ikan. Lingkungan rusak. Nelayan juga yang rugi. Dulu nelayan juga pakai potas. Lingkungan jadi rusak. Tapi sudah nggak lagi. Sekarang ikan hias juga nggak ada di sini.

(Perbincangan sempat terhenti ketika salah satu rekannya datang. Susi mengeluhkan tentang wartawan yang kemarin mewancarainya tetapi pertanyaannya tidak jelas. Salah satunya tentang hubungan lobster dengan pelabuhan. Dia juga complain karena wartawan itu tidak tahu nama lengkapnya sehingga kesulitan di depan kamera padahal wawancara dilakukan secara langsung. Dia juga mengungkapkan kekecewaannya ketika fotonya sedang merokok beredar luas.)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com