Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Uang Munaslub Golkar

Kompas.com - 28/04/2016, 05:20 WIB

Apa yang cukong inginkan dari politisi atau partai yang mereka bantu keuangannya selama kampanye? Jawabnya: banyak!

Itu bisa berupa aturan pasal atau ayat di dalam RUU atau rancangan perda yang harus masuk atau keluar demi keuntungan mereka, baik yang terkait tanah, air, udara,  tambang, reklamasi pantai, ataupun yang lain yang sedang berada dalam proses legislasi di DPR atau DPRD provinsi/kabupaten/kota.

Cukong itu bahkan juga bisa menekan para politisi dari lintas partai yang mendapatkan bantuan dana darinya agar membuat pansus A atau pansus B dengan alasan politik apa pun, padahal tujuan utamanya agar menteri A atau menteri B atau keduanya diganti dengan tuduhan tidak kompeten.

Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah agar menteri atau gabungan menteri itu keluar dari kabinet karena kebijakan-kebijakannya telah merugikan bisnisnya yang dulu begitu nyaman bergerak merugikan negara pada era Orde Baru sampai pemerintahan sebelumnya.

Jika kita simak pernyataan politik seorang cukong politik, rasanya menenteramkan, seakan dia mengajak para politisi partai di Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pasca Pilpres 2014 mendukung Presiden Joko Widodo agar pemerintahan berjalan dengan baik.

Namun, kenyataannya, cukong politik itu bisa pula mendesak politisi di DPR agar pembahasan RAPBN 2016 pada Oktober 2015 tersebut deadlock soal isu Penyertaan Modal Negara (PMN) ke BUMN, karena ia tampaknya tidak terima dengan Presiden Jokowi yang dianggap telah membunuh raksasa bisnis energinya yang dulu seakan tidak tersentuh hukum.

Cukong dan politik uang bagaikan lingkaran setan yang merugikan partai dan negara. Cukong ingin untung dari ketua umum partai, ketua umum partai juga ingin mendapatkan dukungan politik dari para jajaran DPD II yang mempunyai hak suara. Setelah itu cukong akan meminta imbalan balik dari ketua umum partai.

Ketua umum partai juga akan meminta imbalan balik dari anggota Partai Golkar yang mempunyai jabatan di legislatif atau lembaga negara lain dan tentunya juga akan meminta mahar politik kepada para petinggi Golkar daerah yang ingin maju di pilkada.

Di lingkaran setan inilah partai dirugikan citranya dan biaya politik menjadi tinggi pula yang akhirnya membebani rakyat. Ini juga bisa merusak sendi-sendi berpemerintahan yang baik di negeri ini.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com