Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wijayanto
Dosen

Direktur Center for Media and Democracy, LP3ES, Jakarta dan sekaligus Kepala Sekolah Demokrasi, LP3ES. Penulis juga Dosen Media dan Demokrasi, FISIP UNDIP, meraih gelar Doktor dalam bidang Media dan Politik dari Universitas Leiden pada tahun 2019.

Kurhaus, Selfie dan Kunjungan Jokowi

Kompas.com - 23/04/2016, 10:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Tertegun sambil mengamati lautan pengunjung yang sibuk rebutan selfie dengan Jokowi, saya mengerti kalau Presiden kita adalah sosok yg mudah dicintai.

Pembawaannya yang sederhana, dan retorika nya yang lugas seakan menebalkan pesan bahwa dia tak berbeda dari semua pengunjung yang hadir. Dia adalah bagian dari kita semua.

Tapi membaca cerita Orde Baru, saya segera paham bahwa kesalahan yang seringkali dilakukan rezim yang terlalu sibuk membangun adalah jadi abai pada kritik.

Sebagaimana studi yang diuraikan  Jamie Mackie dan Andrew MacIntyre (1994), kooptasi negara pada masyarakat sipil dan represi rezim pada media semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya kebutuhan rezim untuk membangun serta semakin gemuknya kue ekonomi.

Maka setelah periode bulan madu dengan media dan aktivis pada awal-awal Orde Baru, kita menyaksikan rangkaian represi pada para aktivis dan pembredelan media yang merentang dari 1974 sampai dengan penghujung masa rezim itu jatuh.

Saya khawatir tanda-tanda awal untuk itu sudah mulai terbaca pada pemerintah hari ini. Pada hari yang sama dengan pesta di hotel mewah itu, ratusan demonstran berdiri di luar pagar hotel tanpa boleh masuk.

Mereka adalah para mantan exile yang ingin menyampaikan aspirasi terkait peristiwa 1965. Juga para demonstran yang ingin berdialog terkait Maluku dan Papua. Namun tak ada satu pun dari para mereka mendapat undangan dari kedutaan, dan hanya demonstran yang berusia 60 tahun yang boleh ikut aksi di depan hotel.

Menurut aparat keamanan, demonstran muda dikhawatirkan akan berbuat rusuh. Maka tempat mereka melangsungkan aksi hanya boleh jauh di seberang hotel, dengan penjagaan ketat dari aparat keamanan (BBC, 22 April 2016).

Dan kecenderungan itu kian terbaca dalam sesi tanya jawab usai pidato Presiden pada malam hari itu. Saat moderator diskusi membuka sesi tanya jawab, puluhan tangan teracung untuk memberikan pertanyaan. Mereka adalah masyarakat Indonesia di Belanda, dan sebagian besar adalah mahasiswa.

Saya tahu bahwa para mahasiswa itu datang mewakili teman-teman mereka, dan siap menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dan ide cerdas kepada Presiden terkait banyak hal.

Selain pertanyaan mendesak tentang kebutuhan domestik mereka sendiri seperti beasiswa dari pemerintah yang sering terlambat, dana bantuan riset yang minim, yang sangat bisa dimengerti, mereka juga memikirkan banyak hal lain.

Seorang kawan yang peneliti bahasa telah bersiap dengan pertanyannya tentang sikap pemerintah tentang ratusan bahasa yang terancam punah di berbagai pelosok tanah air.

Seorang teman yang belajar ilmu pengobatan ingin mengabarkan kisah tentang penyakit diabetes yang makin mewabah Ende, Nusa Tenggara, yang masih luput dari perhatian pemerintah hinga hari ini.

Seorang kawan dosen ingin mengusulkan penghapusan sistem absensi sidik jari sebagai tolok ukur kinerja dosen, dan menggantinya dengan jumlah artikel ilmiah yang diterbitkan. Dan masih banyak lagi hal lain nya.

Namun teman-teman aktivis ini harus menanggung kecewa dan menelan pertanyaan mereka dalam-dalam. Karena Presiden berpesan agar pertanyaan cukup dibatasi tiga penanya dalam hanya satu sesi tanya jawab saja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com