Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

"Kartini Kendeng" dan Keyakinan Dian Sastrowardoyo

Kompas.com - 18/04/2016, 06:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Klarifikasi Dian Sastrowardoyo yang disebar di media sosial, Minggu (17/4/2016) melegakan. Meskipun belum dapat dipastikan mendukung, apa yang disampaikan pekerja seni ini dapat dipastikan tidak dalam posisi berhadap-hadapan dengan perjuangan sembilan Kartini dari Pegunungan Kendeng.

Selasa dan Rabu pekan lalu, sembilan "Kartini Kendeng" menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta. Menggambarkan kehidupan mereka yang akan terpasung karena  hadirnya pabrik semen di Pegunungan Kendeng (Rembang, Pati, Blora, dan Grobogan), sepasang kaki dari sembilan perempuan ini dicor dengan semen.

Kotak kayu menjadi wadah bagi semen ini memasung sembilan pasang kaki "Kartini Kendeng".

Sembilan perempuan petani itu adalah Sukinah, Sutini, Surani, Riem Ambarwati, Ngadinah, Deni Y, Karsupi, Martini, dan Siyem. Mengenakan kebaya, jarik, dan caping, mereka menggedor tembok-tembok kekuasaan yang menurut mereka tuli selama ini.

Sukinah mengungkapkan, aksi di depan Istana Merdeka dilakukan karena saking judegnya (buntu) menghadapi persoalan tanpa didengar. Kepada penguasa yang dipilihnya, Sukinah dan delapan perempuan lainnya hendak bersuara. Sebuah pertaruhan yang bisa saja menambah kecewa.

Tanda bahaya

Memasung sepasang kaki dengan semen di depan Istana Merdeka bukan aksi pertama mereka. Setahun sebelumnya, 6 April 2015, Kartini Kendeng ini juga menggelar aksi di depan Istana Merdeka. Mereka membunyikan lesung dengan alu sebagai tanda bahaya akan datangnya bencana lantaran hadirnya pabrik semen.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Sembilan perempuan dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng membunyikan lesung saat berunjukrasa di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (6/4). Selain untuk menolak pembangunan pabrik semen, mereka juga meminta kepada Presiden Joko Widodo bersedia meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan mereka terkait nasib petani dan keselamatan pegunungan Kendeng dari Pati hingga Rembang, Jawa Tengah.
Menurut Sukinah, bahaya sudah datang di tempat tinggalnya di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kecamatan Rembang, Jawa Tengah.

Sejak tahun 2013, konflik sosial muncul karena warga terbelah antara mendukung dan menolak kehadiran pabrik semen. Ketentraman hidup warga yang mayoritas petani berubah menjadi saling curiga karena rencana hadirnya pabrik semen berikut pertambangannya.

Pihak Istana bukannya tuli mengetahui rencana aksi "Kartini Kendeng" ini.

Selasa (12/4/2016) pagi, mantan aktivis yang kini menjadi Staf Kepresidenan Teten Masduki menemui Sukinah dan teman-temannya di Kantor Kontras, tempat mereka menginap. Kepada "Kartini Kendeng", Tenten menyebut aksi yang akan dilakukan berbahaya untuk diri mereka.

Mendapati peringatan itu, "Kartini Kendeng" tidak surut. Bahaya untuk diri mereka tidak mengapa dan akan diterima. Mereka berkeyakinan, jika pabrik semen berdiri, bahaya lebih besar akan datang untuk anak-cucu yang mereka lahirkan.

Upaya Teten mencegah aksi perempuan petani yang “lantang” ini di depan Istana Merdeka gagal.

Aksi memasung sepasang kaki sembilan Kartini Kendeng dengan semen dilakukan di tengah teriknya siang. Lagu "Ibu Pertiwi" yang biasa dinyanyikan saat menanam padi dinyanyikan sebagai pemberi kekuatan. Lagu "Segoro Ilang Amise" menyusul kemudian.

Upaya gigih "Kartini Kendeng" dengan aksi mereka di depan Istana Merdeka mendapat tanggapan Istana Kepresidenan. Pernyataan Teten yang menyebut sulit memenuhi permintaan "Kartini Kendeng" diluruskan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP. Menurutnya, tidak ada harga mati. Presiden Jokowi juga belum sampai pada kesimpulan terkait pabrik semen di Pegunungan Kendeng.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com