Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2016, 18:02 WIB
|
EditorSabrina Asril

JAKARTA, KOMPAS.com — Para petani dari Pati, Jawa Tengah, bergabung dengan petani lain dari wilayah Rembang dan Grobogan datang ke Jakarta.

Mereka yang menamakan diri "Kartini Pegunungan Kendeng" menggelar aksi mengecor kaki dengan semen sebagai bentuk aksi protes terhadap pendirian pabrik semen sejumlah perusahaan di dekat lahan mereka.

Para petani perempuan yang berasal dari Pati lebih beruntung karena pembangunan fisik belum dilakukan PT Sahabat Mulya Sejati, anak perusahaan PT Indocement di sana.

Namun, tetap saja, izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang sudah dimiliki Indocement sebagai langkah awal pendirian pabrik menyisakan kekhawatiran di benak mereka. Mereka khawatir lahan tani mereka akan semakin kering dengan keberadaan pabrik semen.

Menanggapi hal itu, Vice Manager Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement Jean Christophel mengungkapkan bahwa aksi protes itu dilatarbelakangi tentang tidak meratanya pengetahuan petani soal amdal.

(Baca: Rencana Pembangunan Pabrik Tanpa Sosialisasi, Petani Marah ke Pemda)

"Ada kesalahan informasi saya kira. Proses amdal dibuat dalam waktu tiga tahun. Itu menunjukkan bahwa kami hati-hati dan mau dengarkan suara masyarakat," kata Jean saat dihibungi Kompas.com, Rabu (14/4/2016).

Jean pun menyebutkan, perusahaannya sudah melakukan sosialisasi kepada warga sekitar. Mereka pun memeiliki bukti hadir untuk menunjukkan keterlibatan warga itu.

Namun, untuk mengatasi keresahan warga soal dampak lingkungan yang ditimbulkan, Jean menuturkan, mereka membuat embung di area pabrik. Embung itu berguna untuk menampung air saat musim hujan.

Dengan demikian, saat kemarau terjadi, air bisa dialirkan untuk memenuhi kebutuhan warga, termasuk untuk pertanian.

(Baca: Senandung Pilu "Kartini Kendeng" Menolak Pabrik Semen)

Dia menyebutkan, pembuatan embung ini sudah pernah diterapkan di Cirebon, Jawa Barat.

"Di sekitar embung warga bahkan bisa bertani," papar Jean.

Jean juga menjelaskan, kekeringan yang terjadi di Pati sebenarnya sudah terjadi sebelum izin diterima perusahaan. Irigasi air di Pati juga mengalami kerusakan.

"Salah satu CSR di bidang perairan, kami akan buat revitalisasi waduk dan perbaiki akses air untuk warga," imbuh dia.

Untuk diketahui, warga Pati memenangi gugutannya kepada PT Sahabat Mulya Sejati di Pengadilan Tata Usaha Semarang. Kini, Bupati Pati bersama PT Sahabat Mulya Sejati mengajukan banding atas gugatan warga.

Kompas TV Tolak Pabrik Semen, Petani "Ngecor" Kaki
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

37 WNI Korban Perusahaan 'Online Scam' di Laos Kembali ke Indonesia

37 WNI Korban Perusahaan "Online Scam" di Laos Kembali ke Indonesia

Nasional
Tak Persoalkan Apa Pun Putusan MK, Cak Imin: Yang Penting Tak Berpotensi Tunda Pemilu

Tak Persoalkan Apa Pun Putusan MK, Cak Imin: Yang Penting Tak Berpotensi Tunda Pemilu

Nasional
Lewat Kurbanaval, Dompet Dhuafa Mudahkan Masyarakat Berkurban di 24 Outlet HERO Supermarket

Lewat Kurbanaval, Dompet Dhuafa Mudahkan Masyarakat Berkurban di 24 Outlet HERO Supermarket

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 39 Persen Responden Menilai Jokowi Tak Netral pada Pemilu 2024

Survei Litbang "Kompas": 39 Persen Responden Menilai Jokowi Tak Netral pada Pemilu 2024

Nasional
Jemaah Haji Lansia Jangan Paksakan Diri ke Raudhah, Berdoa di Luar Sama Mustajabnya

Jemaah Haji Lansia Jangan Paksakan Diri ke Raudhah, Berdoa di Luar Sama Mustajabnya

Nasional
Survei SMRC: Mayoritas Publik Inginkan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka

Survei SMRC: Mayoritas Publik Inginkan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka

Nasional
Jumlah Jemaah Haji Meninggal di Madinah Bertambah Jadi 4, Disebabkan Jantung, Diabetes, dan Septic Shock

Jumlah Jemaah Haji Meninggal di Madinah Bertambah Jadi 4, Disebabkan Jantung, Diabetes, dan Septic Shock

Nasional
MA Proses Kasasi Prima Lawan KPU soal Putusan Penundaan Pemilu

MA Proses Kasasi Prima Lawan KPU soal Putusan Penundaan Pemilu

Nasional
MAKI: Jubir MK Tak Bisa Maknai Putusan Hakim soal Masa Jabatan Pimpinan KPK

MAKI: Jubir MK Tak Bisa Maknai Putusan Hakim soal Masa Jabatan Pimpinan KPK

Nasional
PPP dan PDI-P Bertemu Siang Ini, Bahas Tim Pemenangan Ganjar

PPP dan PDI-P Bertemu Siang Ini, Bahas Tim Pemenangan Ganjar

Nasional
Kian Dekatnya Sandiaga ke PPP Setelah Masuk Bursa Cawapres Ganjar

Kian Dekatnya Sandiaga ke PPP Setelah Masuk Bursa Cawapres Ganjar

Nasional
KASN: ASN Terlibat Politik, Kerja Birokrasi Tak Efektif

KASN: ASN Terlibat Politik, Kerja Birokrasi Tak Efektif

Nasional
Putusan MK soal Sistem Pemilu Diduga Bocor, Mahfud MD Minta Polisi Usut

Putusan MK soal Sistem Pemilu Diduga Bocor, Mahfud MD Minta Polisi Usut

Nasional
Soal PK Moeldoko, SBY Mengaku Ditelepon Mantan Menteri, Ada yang Ingin Demokrat Gagal Pemilu

Soal PK Moeldoko, SBY Mengaku Ditelepon Mantan Menteri, Ada yang Ingin Demokrat Gagal Pemilu

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Mayoritas Responden Nilai Presiden Harus Netral dalam Pemilu 2024

Survei Litbang "Kompas": Mayoritas Responden Nilai Presiden Harus Netral dalam Pemilu 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com