Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Pesawat Tabrakan di Halim, "It’s a Matter of Time!"

Kompas.com - 05/04/2016, 12:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Tentu saja dengan beberapa pengecualian yaitu bila hendak digunakan untuk upacara dan lain lain. Akan tetapi tetap saja prioritas selalu mengarah kepada masalah “dana”.

Pada keadaan “biasa”  atau rutin keseharian, penerbangan Angkatan Udara harus dan kerap dipaksa “mengalah”. Latihan harus mencari tempat lain di luar Halim dan lain sebagainya.

Sekali lagi, menjadi tidak berdaya. Yang punya tidak berdaya, yang numpang jadi merasa berkuasa.

Inilah yang terjadi selama bertahun-tahun. Sekali lagi ada juga pengecualian pada saat-saat tertentu. Akan tetapi, dalam kesehariannya tetap saja penerbangan komersial menjadi prioritas utama dengan bendera “untuk kepentingan nasional”.

Beda prinsip

Ada dua perbedaan prinsip pada penerbangan sipil komersial dengan penerbangan Angkatan Udara. Penerbangan sipil komersial tujuannya memperoleh keuntungan dalam bentuk yang nyata dan cepat yaitu keuntungan finansial. Penerbangan Angkatan Udara, terutama penerbangan latihannya targetnya adalah degree of combat readiness, yang tidak ada hubungannya dengan keuntungan finansial, sehingga menjadi sangat masuk akal untuk “mengalah saja “.

Dua perbedaan ini tentu saja tidak mudah untuk dapat ditemukan dalam satu titik. Ini merupakan potensi konflik yang cukup membahayakan.

Dengan situasi dan kondisi seperti itu, potensi bagi kemungkinan terjadinya kecelakaan menjadi cukup besar. Ditambah lagi dengan nafsu besar dari pengelola penerbangan sipil komersial yang hanya mengejar keuntungan semata, telah mengabaikan banyak faktor keselamatan penerbangan.

Sasaran untuk tetap mejaga pertumbuhan penumpang setiap tahunnya sudah terlihat dengan jelas saat Bandara Cengkareng di “perkosa” dengan hampir 3 sampi 4 kali lipat kapasitas daya tampungnya.

Bukannya mencari dulu penyebab mis-manajemen yang terjadi di Cengkareng, tetapi justru memindahkan saja kelebihan kapasitas Cengkareng ke Halim, tanpa persiapan yang memadai.

Realitanya bukan hanya memindahkan kelebihan kapasitas di Cengkareng, akan tetapi justru menambah rute penerbangan yang berpola mengejar terus pertumbuhan penumpang mirip dengan mekanisme “kejar setoran”.

Bisa dibayangkan rute penrbangan komersial yang digenjot di Halim yang kondisinya sangat minim. Halim hanya memiliki satu saja runway dan tidak memiliki taxiway (jalur melintas pesawat terbang bergerak menuju runway untuk take off dan landing) serta hanya memiliki apron (tempat parkir pesawat) yang sempit sekali.

Dengan kondisi yang seperti itu, tabrakan antar pesawat hanyalah menunggu waktu saja. Sekali lagi beruntung kejadian semalam tidak sempat merengut nyawa para pengguna jasa angkutan udara dari penerbangan sipil komersial di Halim.

Secara keseluruhan dunia penerbangan sipil komersial Indonesia terlihat jelas sekali dalam 10 sampai 15 tahun belakangan ini hanya berpola mengejar keuntungan semata dengan memforsir pertumbuhan penumpang belaka.

Dunia penerbangan sipil komersial tidak atau kurang memperhatikan unsur ketersediaan sumber daya manusia penerbangan seperti pilot dan teknisi dengan indikasi yang menyolok sekali adalah hadirnya para pilot asing di Indonesia.

Demikian pula tidak atau kurangnya perhatian bagi ketersediaan infrastruktur penerbangan (antara lain kondisi runway dan taxiway dan peralatan ATC). Itulah yang terjadi, sehingga kecelakaan demi kecelakaan agak sulit dihindari untuk dapat terjadi dengan frekuensi yang cukup sering.

Kiranya seluruh pemangku kepentingan dunia penerbangan Indonesia dapat duduk bersama untuk dengan jujur dan ikhlas mencari solusi yang benar-benar berorientasi kepada keselamatan penerbangan dan tentu saja kepentingan masyarakat banyak.

Jakarta 5 April 2016
Chappy Hakim

Pilot Angkatan Udara yang puluhan tahun terbang di Halim, pemegang ATPL (Airlines Transport Pilot License) dengan pengalaman lebih dari 3 tahun menerbangkan pesawat maskapai penerbangan sipil komersial di dalam dan luar negeri. Ketua Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan keamanan Transportasi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com