"Saya pakai cadar dan sarung tangan supaya tidak terlihat. Di jalan banyak kemah dan ditanya oleh orang-orang selama di jalan. Jadi mereka tidak tahu saya orang Indonesia. Kalau mereka tahu saya bisa dipenjara," kata Sri.
Setelah tiba di Aleppo ia melanjutkan perjalanan ke kota Damaskus selama 15 hari. Damaskus merupakan kota di mana proses pemulangan ke Indonesia dilakukan oleh KBRI.
Selama perjalanan itu Sri mengaku tidak sempat membawa barang-barang pribadinya.
"Keluar dari Raqqah saya tidak bawa barang apapun. Yang penting selamat," ujarnya.
Selama 3 tahun bekerja di Raqqah, sudah banyak kekejaman ISIS yang ia saksikan sendiri. Ia membenarkan berita mengenai kepala-kepala manusia yang diletakkan di pinggir jalan oleh anggota ISIS.
Sri berkisah, saat itu ia sedang berbelanja sayur kebutuhan majikannya. Kemudian, ia melihat kumpulan orang yang sedang berdiri di pinggir jalan.
"Saya tanya ke penjual sayur itu apa yang sedang mereka saksikan, kata orang penjual sayur lebih baik saya jangan ke sana," kata Sri.
Karena penasaran akhirnya ia hampiri kerumunan orang tersebut dan ia melihat ada 8 kepala manusia diletakkan berjajar di pinggir jalan.
"Setelah itu lalu saya pulang, sayur-sayur di tangan saya buang karena tidak kuat melihat hal itu. Untung saya tidak melihat proses eksekusinya," tutur Sri.
Sri menjelaskan, sudah setahun belakangan ini dia mencari cara agar bisa keluar dari Suriah. Konflik berkepanjangan antara ISIS dengan pemerintah telah membuat kota Raqqah dihujani bom sepanjang hari.
Sebuah bom pun pernah meledak di depan rumah majikannya dan membuat bagian depan rumah tersebut hancur berantakan.
"Saya sangat takut dengan ISIS, karena itu saya putuskan untuk pulang ke Indonesia," ucap Sri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.