JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat ini masih ada sekitar 1.000 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah.
Jumlah tersebut diprediksi terus bertambah sejak tahun 2012, kendati Kementerian Luar Negeri terus melakukan upaya pemulangan WNI yang ada di daerah konflik di Suriah.
"Faktanya sekarang masih ada sekitar 1.000 WNI akibat arus kedatangan ke Suriah yang masih ramai secara ilegal," ujar Iqbal saat memberikan keterangan di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2016).
Menurut dia, ada sejumlah WNI yang memilih untuk tetap bekerja di Suriah karena beberapa daerah relatif aman dari konflik bersenjata.
Namun, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia tetap mengimbau semua WNI untuk mengikuti program pemulangan ke Indonesia.
Selain itu, kata Iqbal, ada beberapa kendala lain yang dihadapi oleh KBRI dalam mendeteksi dan memulangkan WNI dari Suriah.
Pertama, rumah-rumah warga Suriah biasanya sangat tertutup dari orang luar sehingga pihak KBRI kesulitan untuk mengetahui apakah di dalam rumah terdapat WNI yang dipekerjakan sebagai tenaga kerja domestik.
"WNI di sana kan kebanyakan menjadi pekerja di sektor domestik, menjadi pembantu rumah tangga di rumah-rumah warga Arab yang tertutup sehingga kami sulit untuk mendeteksi rumah-rumah mana saja yang masih ada WNI-nya," ujar Iqbal.
Faktor kedua, lanjutnya, sebagian WNI ada yang sudah berada di kota lain karena mengikuti majikannya mengungsi dari Suriah.
Ketiga, sering kali WNI tidak memiliki akses untuk pergi dari rumah majikannya karena dilarang, ataupun kondisi di luar rumah tidak memungkinkan mereka untuk pergi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.