Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iqrak Sulhin
Dosen Kriminologi UI

Dosen Tetap Departemen Kriminologi UI, untuk subjek Penologi, Kriminologi Teoritis, dan Kebijakan Kriminal.

Zaskia, Media, dan Ideologi

Kompas.com - 24/03/2016, 11:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Latar kedua, perkembangan teknologi informasi, saya kira ini yang paling berpengaruh dalam konteks masyarakat Indonesia kontemporer, setidaknya di perkotaan. Hal yang patut diperhatikan bukan keberadaan dari teknologi komunikasi dan media massa di dalam kehidupan masyarakat, melainkan lebih pada isi perbincangan yang mereka lakukan.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat kontemporer, termasuk di Indonesia, sangat tergantung pada teknologi informasi, baik sebagai cara baru untuk berkomunikasi maupun dalam kaitannya dengan gaya hidup.

Anak-anak muda, baik di perkotaan maupun di perdesaan, serta anggota masyarakat dari semua kelas, relatif intensif bersinggungan dengan media massa, termasuk dengan apa yang dikategorisasi sebagai media baru, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.

Saya mungkin perlu membedakan antara pengaruh media massa dan peran media sosial. Dari sisi teknis bekerjanya, media massa, seperti koran, majalah, televisi, termasuk dalam hal ini website berita, relatif bersifat satu arah.

Meskipun ada beberapa media, seperti radio yang memberi kesempatan interaktif cukup banyak, isi media massa secara umum ditentukan oleh redaksi hingga pemilik.

Sudah barang tentu, seluruh isi media, khususnya bagi media massa swasta, berorientasi profit. Akhirnya, program dibuat cenderung latah, mengikuti selera pasar.

Hal yang ingin saya tekankan dalam hal ini adalah bagaimana media membentuk budaya baru, katakanlah budaya anak muda saat ini. Apa yang dialami oleh Zaskia tidak bisa dilepaskan dari acara yang diikutinya saat itu. Saya kira di sini masalahnya.

Saat ini, kelatahan media cenderung memproduksi berbagai acara yang tidak dapat dikatakan mendidik karena hanya menyentuh sisi humor yang sebenarnya tidak juga lucu. Mungkin, itu lebih tepat memperlihatkan kekonyolan. Namun, karena dilakukan oleh artis, acara jadi "menarik" untuk ditonton.

Media massa dalam masyarakat informasi saat ini adalah agen konstitutif yang sangat berpengaruh dalam membentuk mana yang penting dan mana yang tidak, mana yang wajar dan mana yang tidak.

Dapat dibayangkan apabila acara seperti itu menjadi bagian dari everyday life anak muda saat ini. Zaskia mungkin mengetahui dengan baik, apa yang diharapkan oleh program acara itu sendiri, atau apa yang diinginkan oleh audiens.

Jadi, dalam habitus acara lucu-lucuan itu, Zaskia mungkin dapat dikatakan tidak bersalah karena situasi menuntut dia untuk ikut menjadi lucu atau konyol. Hanya, materi yang dilontarkannya masuk pada apa yang selama ini tidak pernah dibuat konyol, dalam hal ini ideologi dan simbol negara.

Saya tidak sedang mengatakan bahwa acara seperti itu baik-baik saja, dan yang masalah hanya substansi yang diperbincangkan. Bagi saya, dalam upaya kita mendidik anak-anak muda secara proporsional, media massa kita harus cerdas dalam mengukur apa saja konsekuensi dari tayangan atau teks yang dihasilkannya.

Terlebih lagi, kesadaran diperlukan bahwa saat ini peran media sangat kuat dalam membentuk gaya hidup, termasuk pengetahuan masyarakat mengenai lingkungan sosialnya atau sejarah bangsanya.

Zaskia mungkin berada dalam sebuah hiper-realitas yang menganggap bahwa mengolok-olok itu wajar, bahkan terhadap apa yang selama ini dianggap sakral.

Fenomena ini juga bisa dibuktikan dengan melihat bagaimana masyarakat menggunakan dan memahami fungsi media sosial, seperti Facebook, Twitter atau Instagram.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com