Salah satu awak Kompas.com pun terkena dampaknya. Berniat menuju Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di Jalan Medan Merdeka Barat, PPD 213 yang ditumpangi terpaksa berhenti di kawasan Karet. Sang sopir dan kernet tak berani melintas.
Kendaraan-kendaraan umum sebelumnya ditimpuki batu, katanya. Semua penumpang bus pun terpaksa turun dengan terburu-buru.
Dari kejauhan terlihat massa berserakan di jalanan. Tak jelas yang mereka lakukan. Sebagian dari mereka bahkan hanya ikut menonton.
(Baca: Tak Terima Temannya Di-"sweeping", "Driver" Go-Jek Serbu Sopir Taksi)
Menggunakan moda transportasi bus transjakarta juga tak banyak membantu. Akibat kepadatan lalu lintas yang luar biasa pagi ini, jarak antar bus transjakarta semakin panjang sehingga bus tak kunjung tiba di halte.
"Ada, tapi lama, Mbak. Kalau buru-buru, naik yang lain saja," ujar petugas transjakarta di halte.
Terlihat pula, sejumlah taksi diparkir di ruas Jalan Gatot Soebroto. Lalu lintas pun padat karena sejumlah kendaraan pribadi dan kendaraan umum lainnya berjejalan masuk ke ruas jalan yang sama.
Memasuki kawasan Sudirman, jalanan semakin dipadati taksi-taksi yang sopirnya berunjuk rasa. Tak hanya taksi, angkot dan bajaj ikut meramaikan.
(Baca: "Metromini Saya Ditimpuk Batu, Langsung Saya Lari Selamatkan Diri...")
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.