Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Metromini Saya Ditimpuk Batu, Langsung Saya Lari Selamatkan Diri..."

Kompas.com - 22/03/2016, 11:05 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Unjuk rasa dari Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) yang menuntut pembekuan perusahaan penyedia jasa transportasi online melumpuhkan sejumlah jalan protokol di Jakarta. Warga pun turut menjadi korban dalam peristiwa ini.

Kristin, warga Bekasi yang pergi bersama ibu dan anaknya yang masih kecil, turut menjadi korban. Menempuh perjalanan dari Bekasi menuju Tanah Abang, Kristin malah turut terkena lemparan batu dari pengunjuk rasa.

"Pas di depan Stasiun Sudirman. Metromininya distop, kacanya ditimpukin. Ini muka saya kena," ujar Kristin, Selasa (19/3/2016), sambil menunjuk ke arah wajahnya yang terkena serpihan kaca.

Kristin menuturkan, ia sempat melihat lemparan batu tersebut mengenai sang sopir metromini tepat di mata. Namun, tak memperhatikan lebih jauh, ia langsung kabur dan membawa serta ibu dan anaknya keluar dari bus.

(Baca: Dianggap Menutup Jalan, Para Sopir Taksi Cekcok dengan Polisi)

"Kami langsung kabur. Ini gimana sih keamanannya kalau mau demo gini," tutur dia.

Karena adanya unjuk rasa tersebut, ia pun terpaksa berjalan kaki dari Stasiun Sudirman hingga Tanah Abang. Kristin mengaku tak tahu akan ada demo tersebut. Jika sebelumnya sudah tahu, ia pun memilih tak akan memaksakan pergi.

"Pulangnya gimana nantilah, yang aman," imbuh Kristin.

Kerugian akibat peristiwa unjuk rasa juga dialami Haryoko, seorang konsultan yang pada hari ini berencana menghadiri meeting di Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat. Dia telah mengetahui informasi unjuk rasa itu sebelumnya.

(Baca: Video Perusakan Taksi Blue Bird Beredar di Medsos)

Haryoko kemudian memilih tak membawa mobil dan naik transjakarta. Namun, ia justru diturunkan di Dukuh Atas.

"Ini konsekuensi hidup di Jakarta. Saya sudah antisipasi dari kemarin. Saya naik busway, saya parkir mobil di Ragunan," tutur Haryoko.

Karena peristiwa tersebut, ia pun terlambat menghadiri rapat yang dijadwalkan pada pukul 10.00 WIB. Ia pun terpaksa berjalan kaki dari Dukuh Atas menuju Jalan Agus Salim.

"Enggak tahu lagi. Pulangnya ya mungkin saya naik kereta saja," ujarnya.

(Baca: Aksi "Sweeping", Pengendara Sepeda Motor Dipukuli Sopir Taksi hingga Bibir Pecah)

Hal serupa dialami Mulan dan Lusiana. Keduanya menumpangi PPD 213 dari Slipi dan bermaksud menuju Grand Indonesia. Namun, ia terpaksa turun dan jalan kaki menuju lokasi.

Keduanya sempat takut melintas karena, pada saat bersamaan, massa di lapangan cukup ricuh, dan pecahan kaca bertebaran di mana-mana.

"Takut banget lewatnya. Yakin nih mau lewat?" tanya Lusiana kepada Mulan sebelum melintasi para pengunjuk rasa. Namun, keduanya akhirnya melewati mereka dengan hati-hati.

"Kesal-lah. Jadi terhambat dan harus jalan kaki," kata Mulan kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com