Menurut dia, musibah itu dapat dicegah apabila operasi TNI di wilayah itu dilaksanakan tepat waktu. Helikopter yang mengangkut 13 personel TNI dari berbagai instansi itu sedang menjalankan Operasi Tinombala untuk memberantas kelompok teroris Santoso di Poso.
Operasi yang dimulai sejak 10 Januari 2016 tersebut semestinya berakhir pada 9 Maret 2016. Namun, operasi itu justru diperpanjang.
(Baca: Kolonel Ontang Sempat Pesan Tak Bisa Pulang karena Ada Tugas)
"Musibah ini harus menjadi evaluasi menyeluruh terhadap Operasi Tinombala. Musibah ini mungkin saja tidak terjadi jika rencana operasi berhasil sesuai target dan jadwal yang ditetapkan," kata Zainudin dalam keterangannya, Senin (21/3/2016).
Anggota Fraksi PKS itu berharap, tidak ada faktor lain yang menyebabkan jatuhnya helikopter buatan Amerika Serikat itu.
(Baca: Foto "Selfie" Terakhir Kolonel Heri di Helikopter Sebelum Jatuh di Poso)
Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman menyebut, helikopter itu jatuh akibat faktor cuaca buruk.
"Tentu kita berharap tidak ada unsur sabotase atau kesengajaan dijatuhkan kelompok teror di sana. Setelah ini, saya kira kelompok Santoso harus segera diselesaikan," kata dia.