Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohamad Burhanudin
Pemerhati Kebijakan Lingkungan

Penulis lepas; Environmental Specialist Yayasan KEHATI

Revolusi Kaum Milenial dan Musim Semi yang Tak Kunjung Tiba

Kompas.com - 21/03/2016, 09:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Revolusi Perancis berbeda polanya dengan Revolusi di Rusia, Revolusi Mao tak pernah sama dengan yang terjadi di Kuba, Korea Utara, dan Vietnam. Pun begitu dengan Revolusi Milenial di Indonesia ini.

Namun begitu, bukan berarti revolusi adalah hal yang bersifat terberi. Dia adalah rentetan produk sejarah. Dia membutuhkan prasyarat yang senantiasa harus terus disemai meski rezim borjuis dan ororitarian berhasil ditumbangkan sekalipun.

Prasyarat itu adalah bahwa revolusi haruslah buah panas dari kemarahan yang otentik dan antagonisme yang mendalam.

Fragmentasi identitas

Revolusi yang digerakkan anak-anak muda kelas menengah di Indonesia dalam satu dekade terakhir bukanlah ahistoris. Dia juga dibentuk oleh sejarahnya. Dia juga memiliki logika revolusioner yang sama dengan revolusi yang lainnya, yakni sebagai buah yang panas dari kemarahan  otentik.

Sayangnya, dalam perkembangannya tak disemai dengan antagonisme yang mendalam berbasis kelas, melainkan identitas.  

Revolusi Milenial di Indonesia hadir dan tumbuh beberapa tahun setelah gerakan demokratisasi dimulai. Pada awal periode ini, khususnya sejak dekade pertama abad ke-21, Indonesia sempat menikmati masa gegap gempita dan semerbak bunga-bunga optimisme akan sebuah perubahan yang demokratis dan kesejahteraan yang merata.

Namun, dengan cepat dan segera euforia itu lunglai di hadapan waktu dan keadaan. Pertumbuhan ekonomi ternyata diikuti dengan ketimpangan kesejahteraan kaya-miskin yang kian menganga, korupsi meluas, institusi penegak hukum kian tampil buruk, dan dunia politik dikuasai perilaku buruk partai politik yang berjejaring dengan kekuatan  oligarki busuk lainnya.

Di pihak lain, orang-orang yang dulu dipandang turut menyemai gerakan pro-demokrasi justru kemudian masuk ke dalam lingkaran kekuasaan oligarki itu.

Tak pelak, euforia berubah menjadi drama kekecewaan dan keputusasaan yang luas di masyarakat, termasuk kelas menengah. Politik identitas menjadi tambatan nyaman dari kekecewaan, frustasi, dan kemarahan atas situasi.

Fragmentasi dalam masyarakat sipil pun meluas. Kelas menengah lebih memilih berjuang atas nama identitas daripada membangun perjuangan kelas melawan oligarki.

Pada saat yang sama, ekspansi industri media digital global maupun nasional pada awal abad ke-21 ini menemukan titik tertingginya dibanding periode-periode sebelumnya.

Pada dekade kedua, ekspansi tersebut kian merangsek dalam seiring berkembang pesatnya media sosial, gawai teknologi, dan ragam aplikasi digital.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Sudah Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas KPK Sudah Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Nasional
Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Nasional
Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Nasional
Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com