Direktur Riset Maarif Institute, Ahmad Imam Mujadid Rais mengatakan, munculnya beberapa gerakan dukungan dari masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat ingin mengangkat figur-figur politik dari akar rumput di luar mekanisme partai.
"Misalnya gerakan Teman Ahok dan Konvensi Gubernur Muslim. Dari sisi lain mereka ingin mengangkat figur politik dari grass root. Ini menarik karena mereka ingin mengangkat figur pemimpin dari perspekif mereka, di luar mekanisme partai," ujar Rais kepada Kompas.com, Kamis (17/3/2016).
(Baca: Hanura: Teman Ahok Itu Anak-anak Muda Hebat!)
Namun, semangat masyarakat untuk memunculkan pemimpin dari akar rumput ini mendapat tanggapan dingin bahkan sinis dari partai politik.
Menurut Rais, saat ini parpol terlihat seperti masih menjaga jarak dan cenderung menyerang dengan keluarnya istilah deparpolisasi. Seharusnya parpol menerima fenomena itu sebagai bahan evaluasi.
Selain itu, parpol juga seharusnya bisa merangkul berbagai inisiatif dukungan dari masyarakat sebagai bagian dalam mencari pemimpin berintegritas.
"Harusnya dilihat seperti itu. Bukan malah meributkan soal deparpolisasi," ungkap dia.
(Baca: Konsultan Politik Ini Jadi Pemodal Awal Teman Ahok)
Lebih lanjut, Rais berpendapat, buruknya mekanisme penjaringan kader ataupun pemimpin dari partai politik menjadi salah satu faktor masyarakat membuat inisiatif seperti Teman Ahok.
Terkadang, parpol memilih pemimpin yang tidak populer dan tidak punya track record yang baik.
"Ada istilahnya 'pemimpin jenggot', yang hanya berakar pada elite politik di atas tapi tidak berakar pada masyarakat bawah," ujar Rais.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.