Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2016, 09:32 WIB

Kamis, 10 Maret 2016, Presiden Joko Widodo menjamu makan siang tiga wartawan Kompas di Istana Merdeka, Jakarta.

Acara makan siang sambil membahas berbagai hal di salah satu ruang Istana Merdeka itu berlangsung hampir dua setengah jam, dari pukul 11.30 sampai pukul 14.00 waktu setempat.

Begitu tiga wartawan ini masuk ke istana, Presiden Jokowi langsung mempersilakan mereka menikmati nasi putih, nasi merah, tempe mendoan, sayur katuk, berbagai macam sambal pedas manis, sate daging sapi manis, dan seterusnya.

"Saya makan sedikit saja, ya, karena mencontoh temen wartawan kita yang satu ini kelihatannya selalu makan sedikit," kata Presiden membuka acara makan siang itu dengan canda dengan seorang wartawan yang kebetulan mengambil sedikit makanannya.

"Silakan, ini sambal dan mendoannya enak sekali. Saya suka mendoan," tambah Presiden.

Menanggapi pertanyaan wartawan, Presiden menjelaskan secara komprehensif berbagai masalah yang terjadi saat ini, seperti strategi pengembangan dan pemanfaatan cadangan gas bumi Blok Masela, pembangunan kereta api cepat, mendamaikan perpecahan di dalam Partai Golkar, silang pendapat terbuka antarbeberapa menteri kabinet.

Tak ketinggalan Presiden juga bicara tentang kelahiran cucu pertamanya.

Ketiga wartawan ini terkagum-kagum dan terkesima ketika Jokowi menjelaskan secara cerdas dan komprehensif tentang Blok Masela dan kereta api cepat.

Ketika menjelaskan tentang pengembangan Blok Masela, Presiden tak langsung bicara apakah harus dilaksanakan di laut atau di darat. Ia lebih banyak menjelaskan visi besarnya.

Begitu juga ketika menjelaskan tentang pengembangan kereta cepat.

"Bukan hanya soal untung rugi, melainkan perlu pula soal manfaatnya," jelas Presiden Jokowi.

Ketika menjelaskan kedua masalah tersebut, seorang wartawan mengatakan, pemaparan Presiden ini sangat komprehensif walaupun disampaikan secara sederhana.

"Tapi tidak mudah untuk menuliskannya secara ringkas di kolom terbatas," komentar wartawan.

"Memang, menjelaskan kedua masalah itu tak mudah, apalagi kalau lewat wawancara doorstop, hanya sepenggal-sepenggal yang ditangkap masyarakat," kata Jokowi.

"Masalah pengembangan Blok Masela dan kereta api cepat tidak bisa dijelaskan seperti menjelaskan pembuatan sebuah warung kecil yang bisa berkutat bicara harga gula satu kilo itu berapa," kata Presiden dengan nada bercanda yang disambut tawa.

Kemudian wartawan mengatakan, apa yang dijelaskan Presiden ini mungkin hanya Jokowi sendiri yang sanggup dan mampu.

"Ya, ya, ya, tetapi memang tidak mudah. Saya akan segera memberi keputusan atas masalah yang ada ini," ujar Jokowi sambil berjalan mengantar ketiga wartawan keluar dari Istana Merdeka yang menghadap ke Tugu Monas, Jakarta.

Selamat Pak Jokowi segera mengambil keputusan soal Blok Masela dan kereta api cepat, selamat atas kelahiran sang cucu.

"Ya, saya jadi kakek," ujarnya sekali lagi bercanda sebelum berpisah dengan ketiga wartawan Kompas itu. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com