SEMARANG, KOMPAS.com - Almarhum Sulistyo yang juga Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia dinilai konsisten berjuang untuk meningkatkan pendidikan nasional, khususnya kesejahteraan para guru.
"Yang sangat membekas dari Beliau Pak Sulis adalah sangat konsisten berjuang demi meningkatkan pendidikan nasional, khususnya memperjuangkan guru sebagai elemen penting dalam membangun dunia pendidikan," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI Irman Gusman di Semarang, Selasa (15/3/2016), seperti dikutip Antara.
Hal itu disampaikan Irman ketika melayat di rumah duka Sulistyo yang juga Anggota DPD RI dari Provinsi Jawa Tengah, di Jalan Karangingas Nomor 8 Tlogosari Kulon, Kota Semarang.
"Banyak persoalan, misalkan sistem sertifikasi, segala macam manajemen guru, sistem guru honorer, dan banyak hal," katanya.
Bahkan, kata Irman, belum lama ini Sulistyo juga ikut bersama para guru honorer berdemo di depan Istana Negara di Jakarta untuk memperjuangkan nasib mereka.
Ia mengemukakan, almarhum memperjuangkan peningkatkan kesejahteraan guru dengan ketat di samping melaksanakan tugas-tugas lainnya dengan baik sebagai anggota DPD RI.
"Tapi fokus Beliau, tetap bagaimana meningkatkan pendidikan nasional," katanya.
Berbagai hal yang selama ini diperjuangkan Sulistyo di bidang pendidikan, tambah Irman, tidak pernah berakhir.
"Jadi keberadaan Beliau di PGRI dan Komite III DPD itu sangat efektif untuk Beliau berjuang. Kita akan melanjutkan terus perjuangan karena hubungan PGRI, para guru, dan DPD sangat akrab sekali karena selalu DPD diwakili oleh PGRI," ujar Irman.
Sulistyo meninggal dalam peristiwa korsleting listrik di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo, Jakarta, Senin (14/3), sekitar pukul 13.10 WIB.
Sulistyo yang juga mantan Rektor IKIP PGRI Semarang (sekarang Upgris) itu, berada di rumah sakit tersebut, untuk terapi oksigen murni (hiperbarik) yang ternyata baru kali pertama dijalaninya.
Salah satu pendiri Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu, lahir di Banjarnegara, 12 Februari 1962 dan wafat pada usia 54 tahun, meninggalkan seorang istri, yakni Halimah, dan dua anak.
Sekitar pukul 11.30 WIB, jenazah Sulistyo yang diterbangkan dari Jakarta tiba di rumah duka di Semarang.
Pada pukul 12.50 WIB, jenazah diberangkatkan dari rumah duka ke Banjarnegara untuk dimakamkan.
Sebelumnya, para pelayat melakukan shalat jenazah di rumah duka dan di masjid samping rumah itu
Ribuan pelayat datang ke rumah duka di Semarang, termasuk Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan para tokoh masyarakat Jateng.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.