Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohamad Burhanudin
Pemerhati Kebijakan Lingkungan

Penulis lepas; Environmental Specialist Yayasan KEHATI

Intoleransi, Setan yang Tak Sendirian

Kompas.com - 14/03/2016, 15:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Selain itu, rasa frustasi sangat mudah diorganisir untuk diarahkan sebagai sebuah kekuatan massa dengan psikologi jalanan yang kapanpun siap dimobilisasi atas nama dogma dan ketaatan kepada tokoh spiritual organisasi itu.

Situasi psikologis dalam ketersingkiran dan frustasi ini juga mudah menjadi ladang bagi kelompok jaringan teroris untuk merekrut kader-kader militan guna menjalankan aksi-aksi terornya.

Komunalisme identitas keagamaan di Indonesia seringkali juga dibungkus oleh kepentingan elite politik lokal dan nasional. Tujuannya adalah memperebutkan sumber daya ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan. Umumnya, kelas menengah, yang dalam struktur demografi jumlah kian membesar, menjadi sasaran utama.

Membengkaknya jumlah kaum oligark dalam politik ekonomi di Indonesia (seperti yang diungkap Jeffrey Winters di atas) seiring melebarnya ketimpangan ekonomi, makin membuat pemanfaatan komunialisme agama sebagai strategi politik menjadi tren yang meluas.

Dengan penguasaan sumber-sumber ekonomi yang kian berlipat yang dimiliki oleh elite-elite politik lokal maupun nasional, mereka kian mampu memobilisasi massa dengan menggunakan simbol-simbol identitas keagamaan untuk meraih kepentingan jabatan politik.

Di sini, benturan identitas menjadi semakin rawan oleh karena dipicu pertarungan politik para elite tersebut.

Maka, menurut Gerry van Klinken, tidak mengherankan apabila salah satu ciri kelas menengah di sebagaian besar kota-kota di Indonesia adalah bertumbuhnya sikap konservatif mereka dalam beragama.

Eksistensi organisasi keagamaan yang tak toleran itu nyaris tak tersentuh sikap tegas negara. Keberadaan mereka cenderung aman, bahkan negara kerap membiarkan aksi-aksi intoleran yang mereka lakukan berlagsung.

Tumpang tindih kepentingan elite politik dalam memainkan sentimen komunalisme keagamaan sebagai basis dukungan massa, bertemu dengan kepentingan negara yang ingin tetap terjaga keamanan kekuasaannya, terutama demi memenangkan politik pemilihan.

Dengan mayoritas penduduk beragama Islam, memainkan sentimen keislaman masih dipandang strategi yang bagus untuk meraup suara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com