Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Asvi Warman Adam: Supersemar Mungkin Blunder Bung Karno

Kompas.com - 12/03/2016, 08:17 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

Saat Soeharto membubarkan PKI, Soekarno kan tidak mau Pak? Reaksi Soekarno bagaimana?

Soekarno marah dan memerintahkan beberapa orang untuk membuat surat untuk menyatakan Supersemar tidak sah. Misalnya kita baca dalam beberapa biografi. AM Hanafi, Duta Besar di Kuba, misalnya dia yang disuruh untuk menghubungi beberapa orang dan menyebarkan surat untuk membantah Supersemar.

Dia tidak punya jalur lagi. Ia coba menghubungi bekas Panglima AU, Suryadharma. Tapi Suryadharma mengatakan, ia tidak punya lagi saluran untuk itu. Pers juga tidak mau memberitakan.

Jadi setelah Supersemar itu, tentara pasti melihat Soeharto potensi untuk mengganti Soekarno? Apa tidak ada reaksi dari AL dan AU?

AU langsung diberi stigma dengan peristiwa itu. AU dikatakan terlibat dengan PKI. Soeharto dalam pidatonya 5 Oktober 1965 bahwa AU ada yang terlibat dengan PKI. Sejak awal, Soeharto sudah menyatakan sikapnya, memarahi AU.

Angkatan yang lain itu dibersihkan. Semua pendukung Soekarno langsung ditangkap dan diberhentikan, tapi tidak seketika. Proses berjalan terus gitu dan itu secara berantai. Satu ditangkap kemudian ditanya teman kamu siapa.

Setelah Supersemar diterima Soeharto? Kemungkinan yang menyimpan itu Soeharto sendiri atau ada orang lain?

Tadi kan prosesnya, Supersemar dibutuhkan untuk konsep pembubaran PKI. Artinya pernah dibawa ke tempat Sudarmono. Dikatakan di sana dilakukan penggandaan. Tidak ada mesin fotokopi, artinya penggandaan itu diketik ulang.

Karena diketik ulang atau dengan stensil, sangat masuk akal terjadinya perubahan-perubahan ketika orang mengetik ulang. Aslinya dua halaman, tapi digandakan jadi satu halaman. Kotanya kemudian berbeda Jakarta dan Bogor karena penulisan kembali.

Informasi soal penggandaan didapat dari siapa?

Dari biografi Sudarmono dan Moerdiono. Mereka mengatakan digandakan. Moerdiono mengatakan tidak melihat penggandaannya karena dia masih Kapten jabatannya.

Ada versi lain perekaman Supersemar?

Ada versi yang lain dari anak buah Ali Moertopo dari Polaroid. Tapi saya sendiri tidak pernah lihat aslinya yang Polaroid. Tapi ada upaya pengakuan itu.

Selain mereka, ada jendral juga yang ikut mengkopi tapi saya lupa namanya, entah Sularso atau siapa. Ada kemungkinan yang memegang surat itu  dia dan menyampaikan pada Sudarmono.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com