JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menilai, adanya pasangan calon yang maju secara perseorangan atau independen dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 bukanlah hal baru.
Ia mencontohkan, pada Pilkada DKI Jakarta 2012, ada dua pasangan calon yang maju secara independen.
Calon perseorangan, yang hendak dijalani Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI mendatang, justru bakal memacu kompetisi agar lebih bebas dan adil. (Baca: Djan Faridz: Bisa Saja Ahok Jadi Wakil Lulung Saat Pilgub DKI)
"Parpol saat ini mau tidak mau dipaksa oleh kehadiran Ahok sebagai calon perseorangan untuk menghadirkan orang yang terbaiknya," ujar Siti seusai mengisi acara diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Karena itu, kegaduhan yang terjadi di publik beberapa hari ini pasca-keputusan Ahok lewat jalur independen dinilainya tak perlu. Partai-partai politik lebih baik mengusung nama-nama terbaiknya untuk melawan Ahok.
(Baca: "PDI-P Tak Pernah Tutup Pintu, Pak Ahok yang Tinggalkan Kita")
Tak hanya fokus pada pencalonan perseorangan Ahok, menurut Siti, Parpol seharusnya juga fokus pada apa keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Menurut Siti, masyarakat kini tengah mengidolakan sosok pemimpin yang mampu memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme di DKI, serta nampu menghadirkan reformasi birokrasi. (Baca: Lulung: Ahok Jangan Merengek ke Partai)
"Ada kok sosok seperti itu. PDI-P, PAN, PKS, Gerindra, hadirkanlah calon-calon yang bagus. Jadi, enggak perlu risau dengan calon perseorangan," kata dia.
Jika perlu, lanjut dia, ada calon perseorangan lain selain Ahok. (Baca: Lulung: Ridwan Kamil "Ngomong", Lawan Terberat Ahok adalah Haji Lulung)
"Tahun 2012 saja ada dua paslon perseorangan, kenapa sekarang dipersoalkan? Ini dilindungi hukum, oleh Undang-Undang Pilkada. Jadi, jangan terlalu dirisaukan munculnya Ahok dengan calon perseorangan," tutur Siti.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.