KTT itu menghasilkan dua dokumen pernyataan sikap terkait situasi yang terjadi di Palestina saat ini.
Dokumen pertama berupa resolusi yang menegaskan komitmen OKI dalam mendukung Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.
Dokumen kedua berupa Deklarasi Jakarta yang memuat langkah konkret guna mendorong terwujudnya perdamaian dalam konflik Palestina-Israel.
Menurut anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya, tanpa langkah yang lebih konkret, dua dokumen yang dihasilkan KTT LB OKI ini tak akan memiliki kekuatan apapun.
Diperlukan sikap kolektif sebagai sebuah keluarga di antara negara-negara muslim di dunia untuk mendukung perjuangan Palestina.
"Ironisnya, selama ini jangankan membantu kemerdekaan Palestina, antar-negara OKI justru kerap terlibat ketegangan satu sama lain, seperti manuver Arab Saudi dan Iran di Suriah," kata Tantowi, dalam keterangannya, Selasa (8/3/2016).
Politisi Partai Golkar itu, mengatakan, ada beberapa langkah konkret yang sebenarnya dapat dilakukan, seperti meningkatkan hasil kesepakatan KTT LB dari status deklarasi menjadi resolusi.
Ia menilai, selama ini sudah berulangkali deklarasi dihasilkan, namun tak ada perubahan yang dihasilkan.
Selanjutnya, seluruh negara OKI perlu membentuk semacam Palestine Caucus di PBB yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Dengan demikian, posisi tawar Palestina di PBB lebih kuat.
"Negara-negara OKI juga harus membentuk semacam Palestine Fund untuk mendukung pembangunan Palestina. Dengan kapasitas sebagian negara OKI yang secara ekonomi menonjol, seperti UEA, Qatar, Saudi, Iran, Bahrain, tentu tak sulit membangun Palestina," ujar dia.
Berikutnya, negara-negara OKI juga perlu memberikan tekanan yang lebih besar kepada Israel agar keluar dari Palestina.
Sejauh ini, kata Tantowi, masih ada negara-negara OKI yang belum satu suara, bahkan bekerja sama dengan Israel.
"Hal tersebut semakin kuat setelah PM Israel, Benjamin Netanyahu pada 2014 lalu mengklaim banyak negara Timur Tengah yang pro-Israel, baik secara terbuka maupun tidak," kata dia.
Ia menambahkan, sebagai penyelenggara KTT LB dan negara penduduk muslim terbesar, Indonesia seharusnya mengambil peran yang lebih sentral.
Indonesia dapat menjadi pemimpin OKI dalam melakukan lobi kemerdekaan Palestina di PBB, meskipun akan cukup sulit dilakukan.
"Selama Indonesia selalu bersikap netral dalam politik luar negerinya, maka sulit bagi Indonesia untuk mendapatkan peran lebih dari yang sekarang kita mainkan," ujar Tantowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.