JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat mewaspadai bencana alam gempa bumi yang memicu tsunami.
Banyak daerah di Indonesia yang berpotensi terpapar tsunami.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mencontohkan terjadinya gempa hebat berkekuatan 7,8 SR di kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (2/3/2016) malam.
Gempa itu menggenapi jumlah terjadinya tsunami di Indonesia menjadi 175 sejak tahun 1629.
"Mentawai, masih tersandera energi gempa bumi yang besar, kapan terjadinya dan di mana lokasi pastinya tidak tahu. Magnitude-nya maksimal di atas 8 SR," kata Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Sutopo menuturkan, terdapat sedikitnya 386 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 157 juta jiwa yang berpotensi terpapar gempa bumi.
Secara keseluruhan, tedapat 148,4 juta jiwa penduduk Indonesia yang berpotensi terpapar gempa bumi.
"Dari jumlah tersebut, 3,8 juta jiwa rawan terpapar bencana tsunami," ucap Sutopo.
Kategori rentan
Selanjutnya, terdapat 27,2 juta jiwa masyarakat yang rentan menjadi korban gempa bumi. Masyarakat kategori rentan di antaranya adalah lansia, ibu hamil, bayi/balita, dan penyandang disabilitas.
"Masyarakat rentan ini, 700 ribu jiwa rawan terpapar tsunami," ucapnya.
Sutopo menegaskan, informasi ini diberikan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap tsunami.
Masyarakat disarankan menyelamatkan diri ke dataran/tempat tinggi saat tsunami terjadi.
Ketika di lautan, kecepatan tsunami dapat mencapai 800 km/jam. Kecepatan itu akan melambat saat gelombang mendekati pantai atau daratan. Saat kecepatan melambat, gelombang tsunami akan semakin tinggi.
"Cepat sekali, seperti pesawat jet," tuturnya.
Potensi tsunami muncul saat lokasi gempa berada di Investigator Fracture Zone (IFZ). Lokasi itu merupakan daerah pergeseran lempeng bumi.
Gempa bumi besar selalu disusul dengan terjadinya gempa berskala kecil. Gempa susulan itu terjadi karena lempengan sedang mencari kestabilan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.