Salah satunya diungkapkan Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), Muhammad Muzammil Basyuni.
Ia mengatakan, nama Istiqlal berasal dari bahasa Arab, Al Istiqlal yang artinya kemerdekaan.
Pembangunan Istiqlal, kisah Muzammil, merupakan upaya dan manifestasi ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia yang merupakan anugerah dari Tuhan.
"Begitu Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada Indonesia pada tahun 1949, pada 1950 tercetus gagasan untuk membangun Masjid Al-Istiqlal," kata Muzammil, saat ditemui Kompas.com, pekan lalu.
Antusiasme Soekarno
Presiden pertama RI, Ir Soekarno saat itu menyambut antusias rencana pembangunan masjid ini.
Antusiasme tersebut ditunjukkannya saat H. Anwar Cokroaminoto selaku Ketua Panitia Pembangunan menyampaikan gagasan pembangunan Masjid Istiqlal kepadanya.
Tak hanya antusias, Bung Karno pun langsung bertindak menjadi Kepala Bagian Teknik Pembangunan sekaligus ketua dewan juri sayembara maket Istiqlal.
Pada 1955, diadakan sayembara membuat gambar dan maket pembangunan Masjid Istiqlal yang diikuti 30 peserta.
Dari jumlah tersebut, hanya 27 peserta yang menyerahkan gambar dan hanya 22 peserta yang karyanya memenuhi persyaratan lomba.
Setelah dewan juri melakukan evaluasi, terpilih lima besar pemenang hingga akhirnya karya Friedrich Silaban yang digunakan.
Pemancangan tiang pertama pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan pada 1961. Dibangun selama 17 tahun, Istiqlal selesai pada 22 Februari 1978 dan diresmikan oleh Presiden kedua RI, Soeharto.
Biaya pembangunan masjid ini menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 7 miliar.
Kebanggaan
Kini, Istiqlal pun menjadi ikon kebanggaan warga Ibu Kota, bahkan seluruh Indonesia. Masjid terbesar ketiga di dunia ini sempat menjadi landmark Jakarta pada tahun medio 1980-1990an, ketika bandara internasional masih bertempat di Kemayoran.
"Jadi, orang luar kota dari daerah-daerah, saat ke Jakarta yang pertama kali dilihat adalah Menara Istiqlal," ujar Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam.
Saat ini, pengurus Masjid Istiqlal juga berusaha menjadikannya sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
"Seperti bangga dengan Gelora Bung Karno (GBK), Monumen Nasional (Monas). Warga DKI juga bangga punya masjid terbesar di Asia Tenggara bahkan terbesar ketiga di dunia," kata Abu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.