Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam, kepada Kompas.com, pekan lalu, mengungkapkan, cerita itu terjadi setiap tahun.
Gereja Katedral sudah dibangun sejak tahun 1800-an.
Sementara,, Istiqlal rampung dibangun tahun 1970-an. Selama itu pula, pengurus atau umat kedua tempat ibadah hidup berdampingan.
"Kalau umat gereja mau menyeberang jalan, pasti petugas Istiqlal menyeberangkan. Apalagi yang sudah sepuh. Ada tamu di Istiqlal mau masuk ke gereja, kami antar. Begitu pula sebaliknya. Ini sudah berlangsung selama puluhan tahun dan kami saling merawatnya," ujar Abdul.
(Baca: 22 Februari 1978, Istiqlal Diresmikan Jadi Salah Satu Masjid Terbesar)
Bahkan, seringkali pengurus Istiqlal mengalah jika ada acara yang bertepatan dengan hari raya besar umat Katolik.
"Contohnya Majelis Rasulullah waktu itu ingin menggelar Maulid Nabi. Sementara hari itu misa malam Natal. Kalau bareng-bareng bisa kacau. Akhirnya majelis mengalah, hanya diubah waktunya saja menjadi subuh, biar enggak berbenturan. Kami mendahulukan di seberang karena itu agenda rutin mereka," ujar Abdul.
Rencana dibangun di Thamrin
Dirunut dari catatan sejarah, tidak disebutkan secara spesifik apa alasan Istiqlal didirikan bersebelahan dengan Katedral.
Pembangunan Istiqlal diinisiasi KH Wahid Hasyim yang sekitar tahun 1950-an menjabat sebagai Menteri Agama.
Ayah Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu kemudian membentuk Yayasan Masjid Istiqlal yang dipimpin H. Anwar Tjokroaminoto.
Bung Karno menyambut baik inisiasi itu hingga pada akhirnya membentuk panitia pembangunan masjid Istiqlal.
(Baca: Letak Istiqlal, dari Debat Soekarno-Hatta hingga Berdampingan dengan Katedral)
Dalam buku "Mengenal Istiqlal Secara Singkat" disebutkan, Wakil Presiden Mohammad Hatta sebenarnya tidak setuju Istiqlal dibangun di lokasinya saat ini.
Alasannya, tempat itu dahulu adalah daerah pertokoan dan kantor.
Ia menganggap akan lebih memboroskan dana jika harus membongkar bangunan lama dan membangun bangunan baru.
Hatta sempat mengusulkan agar Istiqlal dibangun di Jalan M. H Thamrin, tempat Hotel Indonesia saat ini terbangun.
Namun, takdir menggariskan lain. Istiqlal berdiri kokoh di depan Katedral.
Takdir pulalah yang menggariskan bahwa Istiqlal lahir dari tangan seorang arsitek penganut kristen, Friedrich Silaban.
Bercerita tentang Istiqlal, kita diingatkan bahwa perbedaan dan keragaman adalah harmonisasi yang indah. Sama seperti takdir Istiqlal, itu pula yang menjadi takdir Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.