JAKARTA, KOMPAS.com — Program Indonesia Mengajar kini telah memasuki tahun yang kelima. Salah satu penggagasnya, Anies Baswedan, menyatakan bahwa program nirlaba yang fokus pada bidang pendidikan tersebut punya semakin banyak peminat dari tahun ke tahun.
Bahkan, menurut Anies, setiap tahunnya, puluhan ribu lulusan perguruan tinggi mendaftar untuk dapat menjadi bagian sebagai pengajar muda.
Anies menjelaskan, tingginya minat untuk menjadi relawan tersebut menunjukkan bahwa para generasi muda menyadari hal ini sebagai perwujudan cinta terhadap Tanah Air.
"Ini bukan klise. Program Indonesia Mengajar ini adalah ekspresi kita sebagai warga negara, rasa cinta bagi Indonesia," kata Anies yang juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, di Gedung Pertamina, Jakarta Pusat, Minggu (31/1/2016).
Anies mengakui, pada awal pembentukannya, program pendidikan yang bersifat sukarela tersebut masih belum banyak dikenali publik.
Namun, seiring waktu, program tersebut mulai banyak diketahui dan diminati para lulusan perguruan tinggi.
Ketua Yayasan Indonesia Mengajar Hikmat Hardono mengatakan, selama lima tahun terakhir, setidaknya 100.000 pendaftar ingin menjadi pengajar muda serta bersedia mengajar di tempat terpencil dan terpelosok selama satu tahun.
Menurut Hikmat, para pendaftar memiliki keinginan kuat untuk mengabdikan dirinya sebagai tenaga pengajar di daerah.
Pengabdian tersebut tidak lain didasari adanya rasa cinta terhadap Tanah Air.
"Untuk angkatan XIII tahun ini saja terdapat 14.500 pendaftar, tetapi hanya 50 orang yang berhasil lolos seleksi dan ditempatkan ke daerah penugasan," kata Hikmat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.