Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Teror Bom Jakarta dari Detik ke Detik

Kompas.com - 17/01/2016, 05:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kronologi peristiwa teror bom di kawasan sekitar Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), sempat berbeda-beda versi.

Namun, hasil rekaman CCTV di sejumlah gedung yang diteliti aparat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjelaskan runtutannya, bahkan dari detik ke detik.

"Kami sampaikan review kejadian saat ledakan menit per menit, detik per detik. Kami baru saja dengan tim menyaksikan rekaman CCTV sehingga nanti tidak ada timbul isu-isu lain di luar itu. Semuanya berdasarkan CCTV. Nanti itu bisa dicek kebenarannya. Namun, CCTV belum bisa dikeluarkan ke umum," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).

Anton menjelaskan, teror di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah itu diawali dengan dua ledakan awal pada waktu yang hampir bersamaan, yakni di dalam gerai Starbucks dan pos polisi di depan Gedung Sarinah.

Kemudian, dilanjutkan tembak-menembak antara pelaku dan petugas selama 11 menit dan disertai empat ledakan susulan.

Berikut kronologi kejadian berdasarkan CCTV:

10.39.29: Ledakan pertama terjadi di gerai Starbucks.

10.39.40: Selang 11 detik kemudian terjadi ledakan kedua di Pospol Lantas di depan Gedung Sarinah dan ada orang-orang berlarian.

10.40.40: Antara 1 sampai 2 menit setelah ledakan, empat polisi lalu lintas datang ke Pospol dan disusul kemudian empat polisi lalu lintas lainnya.

Kedelapan polisi lalu lintas tersebut tidak menyadari bahwa yang meledak awalnya di gerai Starbucks Coffee karena informasi via handy talkie (HT) mereka adalah di pos polisi sehingga yang dituju dan diamankan adalah pos polisi.

10.44.00: Jalan MH Thamrin pada kedua arah ditutup petugas.

10.48.00: Empat menit kemudian ada dua orang dengan membawa ransel muncul dari arah Starbucks Coffee atau dari kerumunan massa. Di depan kedua orang itu ada dua polisi di jalan. Kedua pelaku diduga Afif alias Sunakim dan Muhamad Ali.

Afif berjalan dari arah tiang listrik depan Starbucks Coffee ke tengah berjalan ke arah dua polisi di jalan dan langsung menembak kedua polisi tersebut.

Seorang pelaku lainnya berlari ke area dalam Starbucks Coffee dan menembak dua orang warga negara asing, yaitu Amer Quali Tahar (WN Kanada) dan Yohanes Antonius Maria.

10.58.00: Sejumlah polisi berdatangan dan mendekati area depan dan samping Starbucks Coffee. Terjadi empat ledakan susulan dan aksi baku tembak selama 11 menit antara sejumlah polisi dan pelaku.

Mulanya, pelaku melemparkan bom ke seorang polisi yang mendekat ke depan Starbucks Coffee. Lemparan kedua diarahkan pelaku ke mobil milik Kabag Operasional Polres Jakarta Pusat yang baru merapat ke lokasi.

Aksi baku tembak selama 11 menit antara pelaku yang bersembunyi di halaman parkir dan tepi kaca Starbucks Coffee dengan sejumlah polisi di luar Starbucks Coffee.

Terjadi dua ledakan susulan pada detik-detik terakhir. Seorang pelaku berupaya kembali melemparkan bom ke arah polisi, tetapi gagal karena lebih dulu terkena tembakan dari polisi.

Seorang pelaku lainnya juga berupaya melakukan hal yang sama, tetapi lebih dulu terkena tembakan polisi. Dengan begitu, kedua bom tersebut meledak di tangan kedua pelaku. (Abdul Qodir)

Kompas TV Cerita AKBP Untung Melumpuhkan Pelaku Teror
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasdem Akui Koalisi Perubahan Kini Terkesan Tidak Solid, Mengapa?

Nasdem Akui Koalisi Perubahan Kini Terkesan Tidak Solid, Mengapa?

Nasional
Nasdem: MK Muara Terakhir Sengketa Pilpres, Semua Pihak Harus Ikhlas

Nasdem: MK Muara Terakhir Sengketa Pilpres, Semua Pihak Harus Ikhlas

Nasional
Anies dan Muhaimin Berencana Hadiri Putusan Sengketa Pilpres di MK

Anies dan Muhaimin Berencana Hadiri Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Anies Minta Massa yang Unjuk Rasa di MK Tertib dan Damai

Anies Minta Massa yang Unjuk Rasa di MK Tertib dan Damai

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang Meluas, Kini 10 Desa Terdampak

Dampak Erupsi Gunung Ruang Meluas, Kini 10 Desa Terdampak

Nasional
Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Siap Terima Putusan MK, Anies: Seperti Sepak Bola, Kemungkinan Menang atau Tidak

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

GASPOL! Hari Ini: Bela Gibran, Yusril Incar Jabatan?

Nasional
Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Jokowi dan Ma'ruf Amin jadi Saksi Nikah Putri Bamsoet

Nasional
Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Nasional
Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Nasional
PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com