Dua pelaku terus melepaskan tembakan membabi buta ke arahnya. Bahkan, dua granat dilemparkan ke arahnya. Tamat dan Untung hanya bisa berlindung tengkurap di balik mobil Honda CR-V putih sambil menembak sesekali.
“Di situ saya berdoa, ya Allah, selamatkan diri saya yang sedang bertugas ini,” ujar Tamat.
Tamat mengincar kaki pelaku. Harapannya pelaku lumpuh agar dapat diambil keterangannya.
Akan tetapi, bunyi ledakan dari arah pelaku kembali terdengar. Momen setelah ledakan itu menjadi momen paling sunyi sepanjang peristiwa yang dialaminya di kawasan Sarinah itu.
Tidak ada suara selain suara histeris warga.
“Bang Untung lalu perintahkan saya untuk memberikan tembakan perlindungan. Saya lakukan. Bang Untung lalu mendekat untuk memastikan apakah korban masih hidup atau sudah tewas,” ujar dia.
“Nah, pas Bang Untung mau mendekat, ada semacam letupan yang mengeluarkan asap putih. Bang Untung mundur lagi. Saya terus memberikan tembakan perlindungan. Ternyata tidak ada ledakan lagi,” lanjut Tamat.