Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajak Pendapat "Kompas": Optimisme Publik pada Awal Tahun

Kompas.com - 05/01/2016, 10:40 WIB

Sebanyak 34,1 persen responden menyebut stabilitas harga sebagai kondisi yang harus segera diselesaikan pemerintah.

Persoalan kedua yang paling banyak disorot responden adalah lapangan kerja. Sebanyak 22,7 persen responden menyebutkan, pemerintah harus segera menyediakan lapangan kerja sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi pengangguran sekarang ini.

Pemberantasan korupsi tanpa tebang pilih merupakan problem berikutnya yang menjadi catatan 22,2 persen responden.

Dalam menilai kinerja lembaga negara pada 2016, publik optimistis kinerja lembaga-lembaga penegak hukum, seperti Polri, Kejaksaan Agung, dan KPK, akan membaik.

Terhadap Polri, misalnya, sebanyak 72,4 persen responden menyatakan kinerja lembaga ini akan membaik atau tetap baik.

Penilaian senada dinyatakan terhadap KPK. Sebanyak 69,9 persen responden menyatakan kinerja lembaga antirasuah ini diyakini membaik atau tetap baik.

Sementara kejaksaan diapresiasi dengan sebanyak 63,6 persen menyatakan bahwa kinerja lembaga itu akan membaik atau tetap baik.

Terkait dengan performa ketiga lembaga penegak hukum di atas, salah satu harapan yang diungkapkan publik dalam jajak pendapat ini adalah soal koordinasi dalam penanganan kasus-kasus hukum.

Sebanyak 61,8 persen responden menyatakan keyakinannya bahwa ketiga lembaga penegak hukum itu bisa bekerja sama dengan baik pada tahun ini, terutama pasca terpilihnya pimpinan KPK yang baru.

Kabinet minim

Selain lembaga penegak hukum, publik juga menyoroti kinerja lembaga kementerian pimpinan Presiden Jokowi. Lebih dari separuh bagian responden menyatakan tidak puas dengan kinerja Kabinet Kerja pada saat ini.

Salah satu poin yang menjadi sorotan ketidakpuasan tersebut adalah memburuknya kondisi ekonomi seiring dengan nilai tukar rupiah yang masih rawan, stabilitas harga yang selalu terganggu, dan tingkat pengangguran yang tinggi.

Kondisi-kondisi itu membuat stabilitas perekonomian negara rentan terhadap krisis ekonomi global.

Sebagian besar responden meminta kementerian di bidang perekonomian untuk segera memperbaiki kinerjanya tahun ini.

Tampaknya, kinerja yang rendah inilah yang membuat publik merasa sinis dengan kemampuan para menteri yang selama ini kurang terlihat pro aktif.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com