Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Jilid III Sisakan Tiga "Pekerjaan Rumah" untuk Pimpinan Baru

Kompas.com - 15/12/2015, 20:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, usai dilantik presiden, menjanjikan akan merampungkan 36 kasus di tingkat penyidikan hingga akhir tahun 2015.

Pimpinan sementara KPK Johan Budi mengatakan, KPK baru bisa menyelesaikan 33 kasus dan menyisakan tiga kasus untuk pimpinan berikutnya.

"Kami berusaha menyelesaikan ke tingkat penyidikan 36 (perkara), tapi ada tiga perkara yang belum," ujar Johan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (15/12/2015).

Adapun tiga kasus itu adalah dugaan korupsi e-KTP, dugaan pencucian uang oleh Tubagus Chaeri Wardana, dan dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan buffer stock untuk kejadian luar biasa pada 2005.

Johan mengatakan, penyidikan e-KTP memakan waktu lama karena harus melakukan penghitungan secara menyeluruh.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan Sugiharto, Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan pada Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, sebagai tersangka.

"Kami juga belum selesai menghitung kerugian negaranya," kata Johan.

Sementara itu, dalam kasus pencucian uang Wawan, KPK masih melakukan penelusuran sejumlah aset yang disuga berasal dari tindak pidana korupsi.

Sedangkan kasus alkes flu burung yang menjerat mantan Menteri Kesehatan Siti Farilah Supari juga masih diproses di tingkat penyidikan.

KPK, kata Johan, akan mengambangkan kasus ini setelah salah satu tersangkanya, Mulya A Hasjmy, telah divonis dua tahun dan delapan bulan penjara.

"Sekarang setelah ada putusan, segera running kembali. Bukan berarti tidak diteruskan. Ada pemeriksaan saksi-saksi," kata Johan.

Johan mengakui bahwa KPK terkesan lamban dalam penanganan kasus. Menurut Johan, hal itu disebabkan karena berbagai peristiwa yang terjadi kepada KPK, mulai dari kriminalisasi hingga gelombang praperadilan.

"Mestinya tenaga dan pikiran KPK dicurahkan untuk pencegahan dan penindakan, sempat slow down. Itu membutuhkan waktu yang lama. Harus dipahami ketersediaan sumber daya KPK," kata Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com