JAKARTA, KOMPAS - Perilaku korupsi yang dilakukan sejumlah elite politik di negeri ini sungguh memuakkan bagi generasi muda sekarang ini.
Kemuakan mereka itu tergambar dari ungkapan lantang saat mereka menyuarakan gerakan antikorupsi pada lomba orasi anti korupsi di Masjid Raya Muhammadiyah, Jalan Sancang, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (6/12/2015).
Agung Parlindo, misalnya. Seperti dalam slogan, "NKRI harga mati", maka mahasiswa Universitas Islam Negeri Bandung itu menyebut perlawanan terhadap korupsi adalah harga mati.
"Salam perjuangan. Salam perubahan. Lawan korupsi harga mati. Korupsi sudah menjadi penyakit mental dan moral yang mewabah," ujarnya.
Peserta lain, Roby Prananta Yuda dari SMA Negeri 3 Kabupaten Bandung, lain lagi. Ia justru mengajak para pemuda dan pemudi membangun negeri.
"Para pemuda bisa membawa Indonesia masuk ke era reformasi tanpa korupsi. Aset terpenting negara adalah generasi muda. Pemuda bisa jadi garda terdepan untuk mewujudkan cita-cita bangsa," kata Roby.
Agung dan Roby tercatat sebagai 2 dari 19 peserta lomba orasi anti korupsi hasil seleksi dari 43 pelajar dan mahasiswa yang mendaftar.
Orasi mereka dinilai tidak hanya dari sisi kualitas materi, tetapi juga cara mereka berorasi.
Lomba orasi anti korupsi itu digelar Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah dalam rangkaian Festival Antikorupsi 2015.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman awal kepada para pelajar dan mahasiswa agar bisa mengenali isi, substansi, konten, dan pemikiran tentang fenomena politik di Indonesia, khususnya tentang korupsi yang kian merajalela.
"Orasi seperti ini bagus sekali agar kita memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam membangun negeri yang baik," ujar salah seorang jajaran PP Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat, Ayat Ilmiati, yang mengapresiasi kegiatan ini.
Ayat menekankan kepada peserta dan hadirin hal terpenting dari lomba orasi itu adalah langkah selanjutnya untuk tidak melakukan korupsi dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.
Soal hadiah, Ayat menekankan bahwa hadiah bukan tujuan utama. "Kejarlah gagasannya untuk tak berbuat dan ikut memberantas korupsi di masyarakat," papar Ayat.
Terkait dengan kegiatan tersebut, Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi Rahmat Handoko mengajak peserta mengamalkan nilai-nilai integritas dalam perilaku kehidupan.
"Korupsi di kalangan pemimpin sudah sangat luar biasa. Diajarkan apa pun, tak lagi mempan. Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Oleh karena itu, saya mengajak untuk mengamalkan nilai integritas itu secara nyata," tuturnya.
Berbagai acara
Sejauh ini, Festival Antikorupsi 2015 merupakan rangkaian kegiatan komunitas dan warga Bandung untuk memperingati Hari Antikorupsi Internasional.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh 17 komunitas dengan lebih dari 24 kegiatan yang tersebar di lima wilayah Kota Bandung.
Kegiatan dimulai sejak November lalu, dengan peluncuran Gerakan Difabel Antikorupsi (Gradasi) di Taman Film, Bandung, yang akan berakhir pada Desember mendatang.
Koordinator media Festival Antikorupsi 2015, Lia Endiani, menjelaskan, berbagai kegiatan yang digelar di antaranya festival kampung kreatif di kawasan Dago Pojok, Bandung utara, pentas teater rakyat, lomba orasi antikorupsi, parenting antikorupsi, dan Prung Semai Kebaikan di lima SMA/SMK. (DMU)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Desember 2015, di halaman 4 dengan judul "Melawan Korupsi adalah Harga Mati".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.