Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, KNKT Umumkan Hasil Investigasi Kecelakaan AirAsia QZ8501

Kompas.com - 01/12/2015, 08:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Kompas TV KNKT Akan Umumkan Penyebab Jatuhnya AirAsia QZ8501

Proses pencarian dan evakuasi korban dan badan pesawat di perairan Selat Karimata dan Laut Jawa dilakukan. Pencarian melibatkan banyak pihak dari dalam dan luar negeri, antara lain Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Singapura, dan Tiongkok.

Sementara dari dalam negeri, selain melibatkan lembaga negara, pencarian juga melibatkan nelayan lokal.

Semuanya berupaya untuk menemukan korban dan badan pesawat. Setelah sekitar dua bulan pencarian, Basarnas memutuskan untuk menghentikan pencarian korban pada 3 Maret 2015.

Keputusan tersebut diambil sesuai kesepakatan dengan keluarga korban. Keputusan itu memang tak mengenakkan, terutama bagi keluarga korban yang belum ditemukan.

Tercatat, Basarnas menemukan total 103 jenazah. Salah satunya adalah satu keluarga warga negara Korea Selatan, Seong Beom Park (37) dan Kyung Hwa Lee (34) serta seorang bayinya.

Hingga detik terakhir, evakuator hanya berhasil mengangkat jasad Park dan Lee dari bawah laut. Sementara, sang bayi tak diketahui keberadaannya.

Seiring dengan penghentian pencarian korban, Posko Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim yang digunakan sebagai pusat informasi identifikasi resmi ditutup pada 19 Maret 2015.

Setelah itu, Minggu 22 Maret 2015, anggota keluarga korban kecelakaan pesawat melakukan tabur bunga di Muara Kumai, Laut Jawa perairan Kalimantan Tengah. 

Spekulasi

Meski hasil investigasi baru diumumkan saat ini, sejumlah informasi terungkap terkait penyebab kecelakaan. Salah satunya adalah awan cumulonimbus.

(Baca Analisis Awal: AirAsia QZ8501 Terlambat Naikkan Ketinggian?)

Data BMKG saat itu menunjukkan, ada awan cumulonimbus yang membentang di jalur penerbangan QZ8501. Bahkan, awan itu mencapai titik tertinggi, yakni 44.000 kaki.

Awan itu diketahui menciptakan petir dan menjadi momok bagi penerbangan. Selain itu, terungkap juga pilot QZ8501 mematikan Flight Augmentation Computer (FAC).

FAC adalah bagian komputer pesawat Airbus A320 yang mengontrol rudder (sirip tegak) di belakang pesawat.

Sirip tegak tersebut berfungsi untuk mengontrol kemudi serong (yaw) pesawat. Namun, matinya sistem proteksi itu belum tentu menjadi faktor penyebab kenapa pesawat tiba-tiba menanjak secara drastis lalu kemudian jatuh.

Sebab, pilot seharusnya masih memiliki kendali manual. Atas seluruh spekulasi itu, jauh-jauh hari, Kepala KNKT Tatang Kurniadi mengingatkan bahwa investigasi ini tak bertujuan untuk menunjuk pihak yang salah terkait kecelakaan pesawat.

Investigasi KNKT, sebut Tatang, adalah standar internasional yang bertujuan mencari sistem penerbangan yang harus diperbaiki agar kecelakaan tidak terulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com